Efektivitas Isolat Nematoda Entomopatogen dari Berbagai Lanskap dalam Mengendalikan Hama Ulat Grayak (Spodoptera Frugiperda) dan Spodoptera Litura pada Tanaman Jagung

Abstract

Spodoptera Frugiperda merupakan salah satu hama yang banyak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, salah satu tanaman inang Spodoptera Frugiperda adalah tanaman jagung. S. Frugiperda selain sebagai hama perusak tanaman juga dapat menimbulkan kerugian pada tanaman jagung yang terserang larva S. Frugiperda sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan gagal panen. Konsep pengendalian hama terpadu yang dapat dijadikan solusi adalah penggunaan agen hayati yang akan diterapkan pada penelitian penggunaan nematoda entomopatogen dalam pengendalian S. Frugiperda pada tanaman jagung. Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi nematoda entomopatogen dari 11 lanskap yang berbeda, antara lain tanah kakao, tanah perkebunan karet, tanah jagung Gayasan, tanah jagung Dempok, tanah Bromo S, tanah Bromo N, tanah kopi, tanaman Padi, lahan Kedelai Bangsal, Kedelai Avid tanah, dan Tanah Lapangan Golf. Tanah kemudian diisolasi dan diperbanyak dengan nematoda entomopatogen menggunakan media Tenebriomoltor. Setelah mencapai jumlah konsentrasi yang dibutuhkan, kemudian diaplikasikan pada S. Frugiperda di Laboratorium. Kemudian kematian S. Frugiperda diamati setiap 24 jam sampai 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nematoda yang ditemukan pada semua isolat adalah Steinernema spp. Semua isolat Steinernema memiliki kemampuan untuk menginfeksi S. Frugiperda. Namun, infektivitas masing-masing isolat dari lanskap berbeda satu sama lain. Isolat nematoda dari kakao Stinernema spp dan kedelai Bangsal memiliki potensi infeksi paling tinggi dibandingkan isolat lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil selama penelitian nilai mortalitas mencapai 100%, dan nilai LC50 pada isolat Jagung Depok adalah 253.126 JI/ml.