Program Bimbingan Keterampilan dalam Mempertahankan Keberfungsian Sosial Lanjut Usia (Studi Deskriptif di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangi)
Abstract
Intervensi merupakan sebuah pendekatan atau metode yang digunakan sebagai strategi dalam menciptakan kesejahteraan melalui identifikasi masalah, penetapan prioritas permasalahan, perencanaan aksi, dan implementasi yang dibersamai dengan kegiatan pengembangan serta peningkatan kapasitas (capacity building) pada diri lansia. Sebagai perubahan terencana, intervensi program bimbingan keterampilan tersusun berdasarkan relevansi yang terdiri dari permasalahan terganggunya keberfungsian sosial lansia, potensi sumber daya yang mendukung, serta kebutuhan akan kebahagiaan di masa tua sebagai pemecahannya (problem solving) yang terkonstruksi dalam sebuah siklus atau aksi mencapai kesejahteraan. Program bimbingan keterampilan merupakan bentuk layanan sosial berupa transfer kompetensi yang bertujuan mengisi waktu luang serta mendayagunakan kemampuan lansia agar mencapai keseimbangan antara fungsi sosial, mental, dan fisiknya. Melalui program ini, lansia dapat menyalurkan dorongan emosional secara produktif, mengembangkan potensi diri, mengurangi rasa ketergantungan terhadap orang lain, dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menjalin relasi di lingkungannya.
Penelitian ini bertujuan mengkaji, mengetahui, dan mendeskripsikan tahapan intervensi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangi melalui pelaksanaan dan pendampingan sebagai usaha kesejahteraan sosial (UKS) unit pelaksana program dengan menggunakan pendekatan kualitatif berjenis deskriptif. Lokasi terlaksanakannya intervensi sekaligus menjadi tempat penelitian berada di Dusun Krajan, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan pokok 5 orang dan informan tambahan 5 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi non partisipasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Proses analisis data yang digunakan meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan dilanjutkan penyimpulan atau verifikasi data secara deskriptif (Miles dan Huberman, 1984) dalam (Sugiyono, 2018). Data yang diperoleh kemudian di uji menggunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menemukan proses intervensi program bimbingan keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangi bahwa pelaksanaan yang diterapkan secara bertahap menyerupai teori Zastrow (1999: 140-151), diantaranya: (1) melakukan upaya persuasif dengan memperkenalkan kembali terkait keunggulan program bimbingan keterampilan (tahap intake), (2) menyadarkan dan meyakinkan lansia terhadap masalah, potensi diri, dan kebutuhan akan penyelesaiannya, yakni melalui keterlibatan di program bimbingan keterampilan serta merencakan keberlanjutannya (tahap asessment dan perencanaan intervensi), (3) menyesuaikan dan mengelompokkan lansia selaras dengan kemampuannya (tahap penyeleksian dan pembentukan anggota kelompok), (4) melakukan pendampingan dalam upaya mengembangkan kemampuan keterampilan lansia (tahap pengembangan kelompok), (5) mengkaji hasil pelaksanaan program bimbingan keterampilan dan melakukan penyelesaian pelayanan (tahap evaluasi dan teminasi).
Indikator keberfungsian sosial yang mampu dicapai lansia UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangi dari keterlibatannya di dalam intervensi program bimbingan keterampilan antara lain: (a) tumbuh sifat-sifat afeksi pada diri lansia dan lingkungannya, (b) lansia intens menekuni hobinya, (c) kemauan belajar dan manajemen diri. Selain itu, lansia juga mencapai indeks kesejahteraan sosial seperti: (a) menjadi lansia mandiri dan terampil yang artinya tumbuh usaha bagi mereka untuk mengupayakan penyelesaian terhadap masalahnya, serta (b) mencapai keseimbangan fisiologis dan psikologis yang ditandai dengan kesehatan fisik yang membaik, respect terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki insight dan rasa humor, memiliki perasaan empati dan kasih sayang (affection).