Hubungan Persepsi Kesehatan Penderita Tuberkulosis Paru terhadap Kepatuhan Minum Obat di Rumah Sakit Paru Jember
Abstract
Persepsi kesehatan akan membentuk gaya hidup seseorang yang memperhatikan dirinya sendiri sakit dan akan meningkatkan kesehatan dengan tujuan untuk sembuh. Tujuannya untuk menganalisis hubungan antara persepsi terhadap kesehatan penderita tuberkulosis paru dan kepatuhan minum obat di RS Paru Jember. Studi ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian analitik cross-sectional. Jumlah ini sampel pada 259 responden (mayoritas berada pada rentang usia 17-26 tahun, 53,3% laki-laki, 46,7% perempuan) yang dipilih dengan menggunakan consecutive sampling teknik. Pengumpulan data menggunakan Eight-Item Morisky Medication Adherence Skala (MMAS-8) kuesioner untuk menilai kepatuhan pengobatan dan Kesehatan Model Keyakinan (HBM) untuk menilai persepsi kesehatan. Hasilnya menunjukkan bahwa 93,4% pasien tuberkulosis paru memiliki persepsi kesehatan yang positif dan 6,6% memiliki persepsi kesehatan yang negatif. Penderita tuberkulosis paru 90,7% patuh minum obat dan 9,3% tidak patuh minum obat anti tuberkulosis pengobatan. Data dianalisis menggunakan uji Spearman's rho dengan signifikansi tingkat 0,05. Hasilnya menunjukkan bahwa ada korelasi antara kesehatan
persepsi dan kepatuhan minum obat (p value = 0,000 dan r = 0,292). Lemah dan korelasi positif berarti semakin besar nilai kesehatan yang dirasakan penderita tuberkulosis paru, semakin besar nilai kepatuhan minumnya obat pada pasien tuberkulosis paru. Studi ini menunjukkan bahwa perawat sebagai penyedia layanan dan pendidik dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya kepatuhan minum obat untuk penyembuhan penyakit paru tuberkulosis sehingga dapat meningkatkan persepsi kesehatan dan kepatuhan minum pengobatan selama pengobatan tuberkulosis paru.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]