PEMANFAATAN RUMEN DAN FESES SAPI DENGAN ADITIF MOLASSE DAN LERI UNTUK PEMBUATAN PUPUK CAIR URINE SAPI
Abstract
Rata-rata produktivitas tanaman pangan nasional masih rendah. Salah satu
penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan adalah tingkat kesuburan
lahan yang terus menurun. Oleh karena itu dibutuhkan adanya upaya memperbaiki
sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Salah satu upaya tersebut adalah membuat
formulasi pupuk cair berbahan baku urine sapi dengan bantuan bioaktivator dari
feses dan rumen sapi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) membuat formulasi pupuk
cair berbahan baku urine sapi yang memenuhi standar pupuk organik cair
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor
28/Permentan/SR.130/5/2009, (2) membandingkan kemampuan bioaktivator yang
berasal dari rumen dan feses sapi, dan (3) membandingkan kandungan hara pupuk
urine sapi aditif molasse dan aditif leri. Pada penelitian ini digunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut
antara lain: P1 (Urine, feses, molasse); P2 (Urine, feses, leri); P3 (Urine, rumen,
molasse); dan P4 (Urine, rumen, leri). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk
dengan formulasi P1 (urine, feses, molasse) dan P3 (urine, rumen, molasse)
memenuhi standar pupuk organik cair berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
(Permentan) Nomor 28/Permentan/SR.130/5/2009. Kemampuan bioaktivator
rumen lebih baik dibandingkan feses jika ditinjau dari nilai N, P, dan K yang
dihasilkan. Hasil yang terbaik sekaligus memenuhi standar Permentan adalah P3
(urine, rumen, molasse). Perbedaan sumber karbon (molasse dan leri) berpengaruh
nyata pada kandungan N pupuk. Nilai N pupuk urine aditif leri lebih tinggi
dibandingkan aditif molasse, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan P
dan K pada pupuk.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]