Analisa Cooling Tower Induced Darf Counter Flow dengan Variasi Jenis Nozzle
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang
anugrah keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah. Dengan
adanya sumber daya alam yang melimpah dapat memenuhi kebutuhan energi
nasional dan pertumbuhan ekonomi dapat berkembang lebih baik dan lebih maju.
Indonesia perlu dipersiapkan dengan baik untuk bergabung Era Industri 4.0. Oleh
karena itu, pada bulan April 2018, Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko
Widodo, meluncurkan peta jalan untuk Industri 4.0. Peta jalan disebut sebagai
"Making Indonesia 4.0". Prioritas sektor yang termasuk dalam peta jalan adalah
makanan dan minuman, otomotif, tekstil, elektronik dan kimia. Sejalan dengan
pelaksanaan peta jalan, dalam 2019, Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia, Indonesia meluncurkan Industri Indonesia 4.0 Indeks Kesiapan.
Fasilitas yang digunakan industri guna mengatasi permasalahan tersebut,
yaitu dengan menggunakan menara pendingin (cooling tower). Faktor yang
memengaruhi dari unjuk kerja menara pendingin salah satunya adalah nozzle.
Nozzle adalah alat yang digunakan untuk mengatur semburan dan tekanan air pada
menara pendingin (cooling tower). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh perubahan jenis keluaran nozzle pada unjuk kerja cooling tower induced
draft counter flow terhadap pengaruh variasi suhu awal air dan kecepatan udara,
dan pengaruh dampak efektivitas, rasio airudara, kapasitas pendingin, kehilangan
penguapan dan nilai L/G.
Penelitian analisis kerja cooling tower menggunakan metode
eksperimental. Pada proses pengambilan data, hala yang dilakukan dengan
memvariasikan suhu airmasuk 50 oC, 60 oC, 70 oC dan kecepatan udara sebesar
4m/detik, 6m/detik ,8m/detik. data yang diperoleh pada penelitian meliputi suhu
air masuk, suhu air keluara, suhu bola basah masuk, suhu bola basah keluar, suhu
bola kering, kecepatan udara, dan debit air. Penggambilan data dilakukan setiap
30 detik selama 180 detik.
Pada penelitian cooling tower ini mendapatkan nilai efektivitas tertinggi
diperoleh pada variasi temperatur awal 50oC dan kecepatan udara 8 m/s sebesar
86,54 % menggunakan nozzle empat keluaran. Kapasitas pendinginan tertinggi
didapatkan menggunakan nozzle satu keluaran dengan suhu awal 70oC dan
kecepatan udara 8 m/detik sebesar 10,30 kJ/s. Kehilangan penguapan cooling
tower induced draf counter flow dipengaruhi oleh kecepatan udara, suhu air
masuk, dan jenis nozzle yang digunakan. Nilai Kehilangan penguapan tertinggi
didapatkan pada variasi nozzle empat keluaran dengan kecepatan udara 8 m/s
yaitu sebesar 0,0375 kg/jam dengan suhu awal 70 oC. L/G merupakan
perbandingan antara laju kalor yang dilepaskan dari air dengan lau kalor yang
diterima oleh udara. Perbandingan antara massa cair dan gas tertinggi dalam
cooling tower menggunakan nozzle satu keluaran terjadi pada variasi suhu awal 60
oC dengan menggunakan kecepatan udara 6 m/s sebesar 1,373 kJ/kgoC.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4061]