Peternakan Sapi Rakyat Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo: Kajian Ekonomi Tahun 2009-2016
Abstract
Skripsi ini membahas tentang Peternakan Sapi Rakyat Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Situbondo Kajian Ekonomi Tahun 2009-2016 dengan menggunakan
metode sejarah dan pendekatan sosiologi ekonomi. Pokok masalah yang dikaji
meliputi bagaimana gambaran peternakan sapi rakyat di Kecamatan Banyuputih
sebelum tahun 2009, bagaimana perkembangan peternakan sapi rakyat di
Kecamatan Banyuputih tahun 2009-2016, dan apa dampak peternakan sapi rakyat
terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan di Kecamatan
Banyuputih. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: populasi sapi tahun sebelum
tahun 2009 sejumlah 5.779 ekor dengan melibatkan 2.900 peternak, tahun 2016
populasi sapi menjadi 24.748 ekor melibatkan 8.235 peternak, dan berdampak
pada kesehteraan ekonomi peternak, interaksi petani dengan peternak semakin
erat, serta dampak lingkungan terhadap Taman Nasional Baluran karena
megancam konservasi satwa liar terutama banteng. Banyuputih merupakan salah
satu sentra peternakan sapi rakyat. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan, pengelolaan sumber daya hewan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
peternak dan masyarakat. Peternakan sapi rakyat Banyuputih mengalami dinamika
perkembangan, baik dari luas lahan hijauan dan pengembalaan, produksi sapi
rakyat, rumah tangga peternak, maupun pemasaran sapi rakyat terkait harga sapi
hidup dan produk turunannya. Peternakan sapi rakyat Banyuputih tahun 2016
populasi sebanyak 24.748 ekor, merupakan kecamatan dengan populasi sapi
paling besar di Kabupaten Situbondo. Keberadaan peternakan sapi rakyat
Banyuputih dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan
lingkungan.