Pemetaan Kerawanan Bencana Banjir dengan Metode Frequency Ratio di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang

Abstract

Pemanfaatan sistem informasi geografi telah mengalami perkembangan di berbagai bidang dan aktivitas. Sistem tersebut digunakan sebagai alat dalam memecahkan masalah, menentukan pilihan maupun kebijakan melalui metode analisis keruangan dengan memanfaatkan komputer. Pemodelan spasial pada pemetaan kerawanan banjir menggambarkan cakupan wilayah serta memberikan informasi mengenai bahaya maupun kerentanan banjir pada suatu wilayah, hal tersebut dapat dijadikan acuan dalam menganalisis resiko bencana. Penggunaan metode yang sesuai dalam melakukan pemetaan kerawanan bencana banjir dapat memprediksi daerah yang rentan serta mencegah kerusakan. Upaya untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana banjir di Kecamatan Mojoagung dilakukan pemetaan bencana banjir dengan metode Frequency Ratio lebih lanjut. Permasalahan yang ada di penelitian ini adalah bagaimana pemetaan kerawanan bencana banjir dengan metode Frequency Ratio di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pemetaan kerawanan bencana banjir dengan metode Frequency Ratio di Kecamatan Mojoagung. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yang bermaksud memetakan wilayah yang rawan terhadap bencana banjir di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang dengan menggunakan parameter fisik seperti geomorfologi, hidrologi dan klimatologi. Pemetaan kerawanan banjir di daerah penelitian menggunakan pendekatan statistik bivariat yaitu metode Frequency Ratio. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian tempat, Topographic Wetness Index (TWI), jarak dari sungai, penggunaan lahan dan jenis tanah. Analisis data dilakukan dengan menentukan wilayah banjir menggunakan Normalized Difference Water Index (NDWI) dan kemudian dilakukan pemetaan banjir menggunakan metode Frequency Ratio (FR). Hasil penelitian ini menunjukkan kerawanan banjir di Kecamatan Mojoagung terdiri atas 5 kelas yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Luas kelas rawan banjir masing-masing yaitu kelas sangat rendah memiliki luas sebesar 2.48 Ha dengan cakupan 0.0005% dari luas keseluruhan, Kedua kelas rendah memiliki luas 436.31 Ha dengan cakupan wilayah 8% dari luas total wilayah. Ketiga kelas sedang memiliki luas sebesar 10.25.11 dengan cakupan 19% dari luas keseluruhan. Keempat kelas tinggi memiliki luas sebesar 1325.11 Ha dengan cakupan 25% luas keseluruhan. Kelima kelas sangat tinggi memiliki luas wilayah 2497.85 Ha dengan cakupan 47% dari luas keseluruhan. Karakteristik wilayah rawan banjir tinggi yaitu berada pada daerah kategori curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, berada di wilayah lereng landai dan ketinggian 10-15 meter, jarak dari sungai kurang dari 300 meter, berada di daerah pemukiman dengan nilai TWI lebih besar dari 14 dan memiliki jenis tanah regosol. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa di daerah penelitian wilayah dengan ketinggian rendah memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi memiliki luas wilayah sebesar 2497.85 Ha dengan presentasi 47% dari wilayah keseluruhan. Hasil validasi peta menunjukkan efisiensi nilai Area Under the Curve (AUC) dengan tingkat keberhasilan 0.969 yang berarti 96% area yang diprediksi sesuai dengan hasil pemetaan menggunakan metode FR.