Hubungan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Penyakit Akibat Kerja pada Nelayan di Kecamatan Puger Kabupaten Jember
Abstract
Nelayan merupakan pekerja informal yang memiliki bahaya potensial dan
risiko tinggi mengalami kecelakaan hingga penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja
yaitu karena rendahnya pendidikan, jam kerja yang tidak teratur, rendahnya
kualitas keahlian yang dimiliki, kondisi tempat kerja dan terbatasnya sumber daya
manusia pada area kerja. Berdasarkan Disnakertrans kasus kecelakaan maupun
penyakit akibat kerja yang dialami pekerja informal maupun formal pada tahun
2017 di Jawa Timur sebanyak 14.552 kasus kecelakaan kerja, 101 kasus pekerja
meninggal, 768 kasus pekerja mengalami kecacatan, 3.329 sedang menjalani
pengobatan, dan 10.354 telah sembuh. Penyakit akibat kerja yang dialami pekerja
dapat disebabkan oleh lingkungan pekerjaan atau kurangnya kesadaran pekerja
dalam menjaga kondisi saat bekerja. Penyakit akibat kerja yang sering dialami
nelayan yaitu penyakit pterygium yang disebabkan oleh sinar matahari dan
dermatitis kontak akibat pekerja tidak menjaga kebersihan sanitasi dan tidak
melindungi diri menggunakan APD.
Penerapan keselamatan kerja merupakan upaya dalam membuat area kerja
yang bersifat aman, bebas dari pencemaran, dan memiliki kualitas kesehatan yang
tinggi untuk mengurangi adanya kecelakaan kerja serta penyakit yang dapat
muncul akibat pekerjaan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
kerja pada pekerjanya. Penerapan K3 nelayan yang rendah disebabkan karena
kurang kepedulian terhadap keselamatan kerja, kelalaian, dan ketidaktahuan
dalam menerapkan K3. Minimnya ilmu tentang K3 dan penangkapan ikan, hal
tersebut dapat menyebabkan adanya kecelakaan hingga timbul penyakit akibat
kerja pada pekerja nelayan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan penyakit akibat kerja pada nelayan di
Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Penelitian menggunakan desain
observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Variabel dalam
penelitian terdiri variabel independen yaitu penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja dan variabel dependen yaitu penyakit akibat kerja. Sampel dalam penelitian
yaitu pekerja nelayan dengan jumlah 115 sampel. Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian yaitu purposive sampling. Instrumen dalam penelitian
menggunakan kuesioner penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dan
kuesioner penyakit akibat kerja.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan keselamatan dan Kesehatan kerja
dengan kategori kurang sebanyak 20 nelayan (17,4%), kategori cukup sebanyak
85 nelayan (73,9%), dan kategori baik sebanyak 10 nelayan (8,7%). Penyakit
akibat kerja pada nelayan menunjukkan dengan hasil kategori tidak mengalami
sebanyak 52 nelayan (45,2%) dan kategori mengalami sebanyak 63 nelayan
(54,8%). Hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik yaitu spearman
ranks didapatkan p value 0,000 (<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
penyakit akibat kerja pada nelayan. Kekuatan hubungan sedang dengan r = -0,331
dan memiliki arah hubungan negatif yang artinya semakin baik penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja maka kejadian penyakit akibat kerja semakin
sedikit.
Saran dalam penelitian ini yaitu pentingnya peningkatan pengetahuan dan
penyuluhan atau sosialisasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja hingga
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan khususnya pada pekerja nelayan,
sehingga nelayan dapat lebih mendapatkan pemahaman tentang keselamatan dan
kesehatan kerja hingga mengetahui bahayanya paparan dari pekerjaan yang dapat
menyebabkan munculnya penyakit.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1530]