Perhitungan Produktivitas Alat Berat Tiang Pancang pada Pembangunan Gedung Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Jember
Abstract
Politeknik Negeri Jember sedang merencanakan pembangunan Gedung
Teknologi Pertanian dengan menggunakan tiang pancang jenis Spun Pile. Proses
pengerjaan pondasi tiang pancang ini menggunakan alat Jack-in Pile jenis
Hydraulic Static Pile Driver (HSPD). Alat ini bekerja dengan sistem hydraulic
jack dan tidak menggunakan sistem kerja alat pancang jenis impact hammer. Alat
Jack-in Pile dipilih karena bentuk alatnya dapat menyesuaikan kondisi proyek
yang berdekatan dengan bangunan sekitar. Namun dalam proses pengerjaan
pondasi tersebut, kontraktor pelaksana menemukan kendala di lapangan yang
mengakibatkan keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan pondasi tersebut
sehingga berimbas pada penurunan produktivitas.
Berdasarkan hal ini maka diambil judul ”Perhitungan Produktivitas Alat
Berat Tiang Pancang pada Pembangunan Gedung Teknologi Pertanian Politeknik
Negeri Jember”, yang kasus studinya akan membahas tentang bagaimana prosedur
pemancangan menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver, serta bagaimana
produktivitas yang didapat dari pemancangan menggunakan alat Hydraulic Static
Pile Driver pada proyek pembangunan Gedung Teknoloogi Pertanian di
Politeknik Negeri Jember.
Penelitian dilakukan dengan mengambil data yang didapat dalam waktu 3
hari (20-22 April 2022). Untuk alamat penelitian yaitu berada di Jalan Tawang
Mangu, Lingkungan Panji, Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten
Jember. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus
produktivitas, maka didapatkan nilai produktivitas tertinggi berada pada titik ke 6
dengan nilai sebesar 39,3013 m/jam dengan durasi pemancangan 18,32 menit dan
total panjang tiang pancang 12 m. Untuk produktivitas terendah didapat di titik 15 dengan nilai sebesar 16,6839 m/jam dengan durasi pemancangan sekitar 40,53
menit dan total panjang tiang pancang 11,27 m. Untuk nilai output terbesar
terletak pada titik 6, 8, 17, dan 19 dengan panjang sebesar 12 m, karena pada
kedalaman tersebut tiang pancang sudah mencapai kuat tekan sebesar 178 ton.
Sedangkan untuk output terendah yaitu didapat pada titik 16 dengan panjang
sebesar 7,8 m, karena pada kedalaman tersebut sudah mencapai kuat tekan sebesar
178 ton. Sedangkan untuk nilai input tertinggi berada di titik ke 15 sebesar 40,53
menit dikarenakan adanya kerusakan alat genset sehingga menyebabkan
keterlambatan. Untuk input terendah didapat pada titik ke 1 yaitu sebesar 17,20
menit.
Collections
- DP-Civil Engineering [111]