Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea Mays L.) terhadap Serangan Hama Fall Armyworm (Spodoptera Frugiperda J.E Smith)

Abstract

Tanaman jagung menjadi komoditas populer untuk dibudidayakan bagi masyarakat Indonesia. Data BPS tahun 2018 menunjukkan terjadi peningkatan hasil produksi khususnya di wilayah Jawa Timur. Saat ini budidaya tanaman jagung mengalami adanya gangguan akibat serangan hama invasi yaitu Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda). Hama Fall Armyworm dilaporkan pertama kali ditemukan menyerang tanaman jagung di Indonesia pada tahun 2019. Upaya pengendalian berupa penggunaan insektisida guna mengendalikan serangan terbukti mampu menurunkan intensitas serangan namun berdampak pada peningkatan anggaran yang dikeluarkan oleh petani. Hama S. frugiperda memiliki periode waktu perkembangan larva yang singkat sehingga mengakibatkan pengendalian menggunakan insektisida perlu dilakukan beberapa kali. Salah satu metode alternatif untuk dapat mengurangi intensitas serangan dari hama tersebut yakni menggunakan mekanisme ketahanan tanaman. Mekanisme ketahanan tanaman merupakan bagian dari kemampuan tanaman untuk dapat mengurangi intensitas serangan dari hama melalui modifikasi pada bagian morfologi tanaman dan kandungan senyawa metabolit yang dimiliki. Mekanisme ketahanan tanaman terbagi menjadi tiga yaitu antixenosis, antibiosis dan toleran. Setiap tanaman memiliki ketiga mekanisme tersebut tetapi dengan tingkat efektifitas yang berbeda. Perbedaan efektifitas yang ada akan berdampak pula pada tingkat ketahanan tanaman dari adanya serangan hama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman jagung terhadap serangan larva S. frugiperda. Penelitiaan ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan masing-masing 5 perlakuan dan 5 ulangan sehingga di dapat 25 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari satu varietas tanaman jagung yang diinvestasikan 5 ekor larva fall armyworm instar 2. Kelima varietas yang digunakan untuk perlakuan terdiri dari (V1) = var. NK 6172, (V2) = var. DK 959, (V3) = var. Bisi 18, (V4) = var. Pertiwi 6, (V5) = var. P 27. Parameter penelitian yang diamati meliputi intensitas serangan hama, ketegori ketahanan tanaman, kerapatan trikoma daun dan ketebalan daun. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelima varietas tanaman yang diuji memiliki kategori ketahanan yang rentan hingga sangat rentan terhadap serangan larva Spodoptera frugiperda yang di investasikan. Perlakuan yang memiliki kategori rentan yaitu DK 959 serta NK 6172. Pada perlakuan Bisi 18, P 27 dan Pertiwi 6, kategori ketahanan menunjukkan hasil yang sangat rentan. Penyebab tanaman jagung menjadi rentan dan sangat rentan akibat serangan Spodoptera frugiperda yang diinvestasikan diduga diakibatkan dari jenis alat mulut larva yang bertipe penggit pengunyah. Tipe alat mulut larva tersebut mengakibatkan trikoma yang menjadi salah satu bagian dari mekanisme pertahanan tanaman menjadi tidak efektif dalam mengurangi intensitas serangan. Pengamatan kerapatan trikoma yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bagian trikoma daun juga ikut termakan oleh larva S. frugiperda. Pada parameter ketebalan tanaman juga menunjukkan bahwa ketebalan daun antara 0,21 mm hingga 0,29 mm tidak mampu untuk menekan intensitas serangan sehingga menyebabkan tanaman menjadi rentan mapun sangat rentan terhadap serangan S. frugiperda.