dc.description.abstract | Regresi logistik memainkan peran sentral dalam pengamatan epidemiologi. Regresi
logistik memiliki odds ratio yang memberikan informasi tentang risiko seseorang
didapati sebagai penderita suatu penyakit. Pada kasus tertetu ratio prevalensi dapat
didekati dari odds ratio, dan tidak memberikan perbedaan yang menyesatkan.
Namun odds ratio tidak selalu diinginkan. Antara lain, karena pada pengamatan
common event (pengamatan dengan nilai 1 yang banyak), rasio prevalensi tidak lagi
dapat didekati secara langsung dari odds ratio, artimya odds ratio tidak lagi
mencerminkan informasi yang diinginkan oleh epidemiologi. Untuk itu diperlukan
pendekatan lain dalam memperoleh ratio prevalensi dari data binomial, antara lain
dengan model log-binomial/regresi relative risk/rasio prevalensi. Regresi logbinomial, dalam terminologi Model Linier Umum adalah model dengan distribusi Y
binomial yanag menggunakan link-function log, sedangkan regresi logistik,
menggunakan fungsi link, logit. Pada regresi log-binomial selain masalah
ketakkonvergenan, dimungkinkan terjadi pendugaan peluang diluar interval 0-1,
karena model ini tidak melakukan restriksi 0<=P(Y=1)<=1, seperti pada model
logistik. Akibatnya, pada saat memodelkan pengamatan dengan P(Y=1) ≅ 1 atau
rasio prevalensi mendekati 1, mungkin terjadi masalah.
Penelitian ini ingin mengatasi masalah ketakkonvergenan pada log-binomial melalui
metode copy (Copy Method) melalui suatu studi kasus penderita Demam Berdarah
Dengue (DBD) di RSUD Dr. Soebandi Jember.
Tulisan ini membicarakan tenang isu masalah ketakkonvergenan pada log-binomial,
dengan alternatif penyelesaian menggunakan metode copy (Copy Method). Studi
kasus diberikan sebagai ilustrasi data penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di
RSUD Dr. Soebandi Jember. | en_US |