Dosis Efektif Maksimal Ekstrak Kulit Bawang Merah dalam Mencegah Peningkatan SGOT dan SGPT Tikus yang Diinduksi Paracetamol
Abstract
Paracetamol (acetaminophen) merupakan obat analgesik dan antipiretik. Aman terhadap lambung dan menjadi pilihan obat untuk anak-anak, ibu hamil, dan menyusui karena memiliki efek samping yang relatif kecil. Penggunaan paracetamol dosis tinggi dan jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan metabolik pada hepar sehingga terjadi kerusakan hepar. Hal tersebut menyebabkan peningkatan radikal bebas pada metabolisme obat yaitu N-acetylpbenzoquinoneimine (NAPQI) dan berkurangnya kadar gluthation (GSH). Terjadi peningkatan kadar Serum Oksaloasetat Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) dalam darah yang menunjukan indikator kerusakan pada hepar. Kulit bawang merah berperan sebagai antioksidan alami yang membantu dalam menghambat peningkatan bioaktivasi sitokrom P450 sehingga mampu mencegah terjadi stress oksidatif. Penelitian ini menggunakan true experimental dengan post test only control group design. Penelitian menggunakan 28 ekor tikus yang dibagi menjadi 7 kelompok. Terdapat 2 kelompok kontrol yaitu, kelompok normal (K0) dan kelompok paracetamol (K1). Kelompok perlakuan dibagi menjadi 5 kelompok dengan dosis berbeda yaitu, P1(150 mg/kgBB), P2 (300 mg/kgBB), P3 (600 mg/kgBB), P4 (1200 mg/kgBB), dan P5 (2400 mg/kgBB). Dosis efektif maksimal ekstrak kulit bawang merah didapatkan pada SGOT sebesar 1.536,88 mg/kgBB dan SGPT sebesar 1.653,06 mg/kgBB.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]