Show simple item record

dc.contributor.authorVIANDHANI, Ruwina
dc.date.accessioned2023-03-24T06:35:09Z
dc.date.available2023-03-24T06:35:09Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.nim151510501009en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/113409
dc.description.abstractTanaman kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang telah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Pada kurun waktu lebih dari 15 tahun terakhir hasil produksi kedelai mengalami penurunan sebedar 8,065. Salah satu penyebab dari turunnya hasil produksi disebabkan karena adanya OPT pada tanaman kedelai. OPT pada tanaman kedelai yaitu adanya penyakit Rhizoctonia, Rhizoctonia dapat menyerang kedelai dari fase vegetatif hingga fase generatif. Gejala diawali dengan rebah pada kecambah hingga busuk akar dan polong kedelai. Patogen ini ialah patogen yang sulit untuk dikendalikan. Penyebab sulit dikendalikan karena patogen hidup didalam tanah dalam jangka waktu yang panjang dengan membentuk sklerotia. Pengendalian yang umum dilakukan oleh petani ialah menggunakan fungisida, dimana fungisida yang berlebihan akan menyebabkan dampak negatif pada alam. Oleh karena itu diperlukan pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Salah satu upaya pengendalian yaitu menggunakan APH seperti jamur antagonis Trichoderma sp. dan mikoriza arbuskula. Kedua jamur ini jika dikombinasikan maka dapat menekan penyakit Rhizoctonia. Persamaan yang dimiliki dari kedua jamur ini ialah sebagai biokontrol dan biofertilizer pada tanaman. Jamur Trichoderma sp. memiliki peran sebagai penghambat pertumbuhan patogen sedangkan mikoriza arbuskula dapat digunakan sebagai biokontrol tumbuhan dalam membantu penyerapan unsur hara. Kombinasi dari kedua jamur ini dengan dosis terbaik dapat meningkatkan ketahanan tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kombinasi aplikasi jamur Trichoderma sp. dan jamur mikoriza arbuskula dapat menekan penyakit rhizoctonia serta jumlah dosis yang paling optimal dalam mengendalikan penyakit Rhizoctonia pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill). Manfaat penelitian yaitu memberikan informasi mengenai alternatif pengendalian menggunakan kombinasi APH. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan November 2020 yang bertempat di Laboraturium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember dan Green House Kecamatan Patrang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Lengkap 2 faktor yaitu dosis pupuk mikoriza arbuskula: 0 gr/tanaman (M0), 6 gr/tanam (M1), 9 gr/tanaman (M2), dan 12 gr/tanaman (M3) dan faktor dosis Trichoderma sp.: 0 ml/tanaman (T0), 50 ml/tanaman (T1), dan 100 ml/tanaman (T2). Hasil penelitian menunjukkan kerapatan spora dan viabilitas Trichoderma sp. yaitu 2,67 x 108 spora/ml dan 62,91%. Dosis terbaik pada masing-masing faktor yaitu mikoriza arbuskula 12 gr/tanaman dan dosis Trichoderma sp. 100 ml/tanaman yang ditunjukkan dengan data masa inkubasi munculnya gejala pada 14 HSI, insidensi penyakit pada 35 HSI sebesar 25%, keparahan penyakit pada 35 HSI sebesar 20,70%, laju infeksi (r4) sebesar 0,731 unit/hari, dan tinggi tanaman pada 42 HST sebesar 67,87 cm. Hasil tersebut merupakan nilai terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectKedelaien_US
dc.subjectTrichoderma sp,en_US
dc.subjectmikoriza arbuskula,en_US
dc.subjectRhizoctoniaen_US
dc.titlePotensi Kombinasi Trichoderma SP. dan Mikoriza Arbuskula Upuntuk Mengendalikan Penyakit Rhizoctonia pada Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.)Merill)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAGROTEKNOLOGIen_US
dc.identifier.pembimbing1Ir. Abdul Majid, MP.en_US
dc.identifier.validatorYden_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 24 Maret 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record