Analisis Erosi dan Sedimen untuk Arahan Konservasi di Sub-Sub Das Kasmaran Das Bedadung
Abstract
Sub-Sub DAS Kasmaran yang merupakan bagian dari Sub-DAS Rembangan
DAS Bedadung kerapkali mengalami kejadian tanah longsor dan banjir. yang
berdampak pada kehidupan masyarakat dan lingkungan. Selain erosi, jumlah
sedimen yang berlebihan juga berdampak pada kinerja DAS karena dapat
menyebabkan pendangkalan sungai. Penelitian dilaksanakan pada bulan November
2019 sampai Juni 2020 di Sub-Sub DAS Kasmaran DAS Bedadung yang secara
administratif berada di Desa Semenggu, Mojan dan Perbal Kelurahan Bintoro
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Data yang dibutuhkan adalah peta DEM, peta
tutupan lahan, peta jenis tanah, peta kemiringan lahan, dan data klimatologi.
Kemudian data diolah dengan menerapkan model SWAT (Soil Water Assesment
Tool). Selain itu dilakukan wawancara kepada 41 responden serta observasi langsung
untuk dapat menentukan arahan konservasi secara tepat.
Berdasarkan hasil deliniasi DAS menggunakan model SWAT didapatkan
data bahwa Sub-Sub DAS Kasmaran terdiri atas 9 sub-basin dan 125 HRU. Berada
di kaki Gunung Argopuro dengan kelas kemiringan 25-40% dan didominasi jenis
tanah latosol coklat kemerahan. DAS dengan luas 343,57 ha ini didominasi oleh
tutupan lahan berupa hutan sebanyak 74%. Berada pada ketinggian ketinggian
175,23–580,98 m dpl, distribusi curah hujan harian bervariasi antara 1-125 mm
dengan rata-rata hujan harian 12,85 mm. Jumlah penduduk di Sub-Sub DAS
Kasmaran diperkirakan terdapat 472 KK.
Laju erosi di Sub-Sub DAS Kasmaran adalah 12,43 ton/ha/tahun yang
tergolong TBE sangat ringan. Prediksi jumlah erosi yang terjadi di seluruh wilayah
Sub-Sub DAS Kasmaran Erosi adalah 4.270,57 ton/tahun. Sub-basin dengan laju
erosi terberat berada di sub-basin 9 dengan rata-rata laju erosi 33,95 ton/ha/tahun.
Terdapat 90 HRU dengan TBE sangat ringan, 28 HRU dengan TBE ringan dan 7
HRU dengan TBE sedang. 7 HRU dengan TBE sedang atau yang memiliki nilai laju erosi tertinggi berada pada Sub-basin 9 yang kemiringan lerengnya 11%-47% dengan
jenis tanah regosol kelabu yang digunakan untuk permukiman, sawah, pertanian
lahan kering dan hutan.
Erosi yang berada di Sub-Sub DAS Kasmaran membawa partikel-partikel
tanah ke dalam saluran sehingga terdapat sejumlah sedimen. Jumlah muatan sedimen
di Sub-Sub DAS Kasmaran adalah 68,8 ton. Muatan sedimen dengan jumlah
terbanyak berada di Sub-basin 9 yang merupakan hilir Sub-Sub DAS Kasmaran. Di
wilayah yang merupakan outlet DAS ini ditemukan fakta bahwa di bagian kanan kiri
sungai tidak ada penghalang/plengsengan.
Arahan konservasi dilakukan terhadap HRU dengan TBE untuk mengurangi
laju erosi dan jumlah sedimen yang masuk ke sungai. Untuk HRU dengan tutupan
lahan tanaman hutan, perlu tindakan konservasi vegetatif seperti mengganti tanaman
sengon yang berada di tepi lahan dengan bambu. HRU dengan tutupan lahan
permukiman perlu menutup teras depan rumah dengan rumput-rumput seperti
tanaman rumput gajah mini, rumput peking, rumput teki dan sebagainya. Konservasi
untuk HRU dengan tutupan lahan sawah dapat dilakukan dengan membuat pagar
hidup seperti beluntas, kejibeling, secang dan sebagainya. Untuk HRU dengan
tutupan pertanian lahan kering, perlu menanam tanaman keras di tepi lahan seperti
pohon kelapa, mahoni, gamal, dan sebagainya serta perlu penanaman rumput yang
ditanam di pematang sawah. Tindakan konservasi untuk mengurangi jumlah sedimen
yang masuk ke saluran di sub-basin 9 dapat dilakukan dengan cara membuat
plengsengan dan menanam bambu. Selain melakukan arahan konservasi secara fisik,
perlu dilakukan juga arahan konservasi kepada masyarakat lokal sebagai penduduk
dengan cara penggalakan penanaman bambu untuk menciptakan industri kreatif
berbahan dasar bambu yang dipasarkan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Collections
- MT-Biotechnology [8]