Uji Antelmintik Ekstrak Metanol Daun Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) dan Biji Plasa (Butea monosperma) terhadap Caenorhabditis elegans
Abstract
Infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Necator americanus yang menyebabkan berbagai penyakit di seluruh dunia. Pengendalian infeksi STH sangat tergantung pada penggunaan agen antelmintik. Namun penggunaan obat antelmintik secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama telah menyebabkan terjadinya kasus resistensi antelmintik. Peningkatan jumlah resistensi antelmintik telah dilaporkan pada berbagai spesies cacing dan kelas antelmintik di berbagai benua. Oleh karena itu, diperlukan suatu agen antelmintik baru yang dapat mengendalikan infeksi STH. Tanaman yang berpotensi sebagai agen antelmintik baru adalah Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) dan Plasa (Butea monosperma). Pada penelitian ini, aktivitas antelmintik ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea monosperma diuji dengan konsentrasi uji 500 g/mL terhadap Caenorhabditis elegans pada microplate 384 well yang dimaksudkan sebagai screening awal untuk menentukan aktivitas antelmintik. aktivitas tanaman tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa persen mortalitas Butea monosperma = 23,35% dan Aerva sanguinolenta = 11,05%. Dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi 500 g/mL ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea monosperma memiliki aktivitas antelmintik.Tanaman yang berpotensi sebagai agen antelmintik baru
yaitu Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) dan Plasa (Butea monosperma).
Untuk mengetahui kandungan golongan senyawa dalam daun Aerva
sanguinolenta dan biji Butea monosperma, dilakukan ekstraksi menggunakan
metode ultrasonikasi dengan pelarut metanol. Ekstrak kering yang dihasilkan
kemudian diteruskan ke proses skrining kandungan kimia untuk mengetahui
keberadaan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan polifenol serta uji antelmintik untuk mengetahui persen kematian terhadap C. elegans. Hasilnya
ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta mengandung golongan senyawa
flavonoid dan polifenol, sedangkan ekstrak metanol biji Butea monosperma
mengandung golongan senyawa flavonoid, polifenol, dan terpenoid. Perolehan
persen kematian dari ekstrak metanol daun Aerva sanguinolenta dan biji Butea
monosperma dengan konsentrasi 500 µg/mL terhadap C. elegans masing-masing
sebesar 11,05% ± 1,32 dan 23,35% ± 4,37.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]