dc.description.abstract | Tomat merupakan salah satu tanaman budidaya yang banyak
dikembangkan di Indonesia. Secara umum, tanaman tomat diklasifikasikan dalam
Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Class:
Dicotyledoneae, Ordo: Tubiflorae, Genus: Lycopersicum, Family: Slanaceae,
Spesies: Lycopersicum Esculentum Mill (Wiryanta, 2008). Menurut Srinivasan
(2010), tanaman tomat adalah salah satu tanaman yang dapat tumbuh hampir di
semua tempat, baik dataran rendah atau dataran tinggi. Namun, meskipun tanaman
cocok dibudidayakan hampir diseluruh daerah di Indonesia, hasil produksinya
tidak selalu baik dan optimal. Penurunan dan kurang berkualitasnya produksi
tomat disebabkan karena kurang tersedianya lahan produksi yang produktif serta
serangan hama dan penyakit. Serangan hama penyakit merupakan salah satu
faktor utama dalam penyebab kurang optimalnya proses budidaya tanaman tomat.
Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan hasil produksi tomat menurun
adalah penyakit busuk basah yang disebabkan oleh patogen Pectobacterium
carotovorum.
Dampak serangan patogen ini, mengharuskan petani melakukan aplikasi
pestisida kimia melebihi dosis yang biasa di gunakan. Tingginya dosis yang
berlebihan dapat menimbulkan pengaruh negatif, seperti resistensi hama,
timbulnya hama sekunder, terbunuhnya parasit dan predator serta serangga
berguna yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang lebih parah. Maka perlu
dilakukan pengendalian lain yaitu dengan menggunakan mikroorganisme alami,
salah satu pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
pengendalian secara hayati menggunakan mikroorganisme yang bersifat
antagonis. Mikroorganisme yang bersifat antagonis yang banyak terdapat pada
bagian rizosfer tanaman tomat. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk
mengetahui potensi bakteri antagonis yang terdapat pada bagian rizosfer tanaman
tomat.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni 2018 sampai dengan Desember
2019 bertempat di Laboratorium Pengendalian Hayati, Gedung Hama Penyakit,
Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
bakteri antagonis di rizosfer yang terindikasi sebagai bakteri Streptomyces sp yang
diperoleh dari 3 rizosfer tanaman berbeda yaitu tanaman sukun, pohon benda dan
nangka. Jumlah bakteri yang terindikasi sebagai Strptomyces sp adalah 6 isolat
dengan 1 isolat Streptomyces aureus dan 5 isolat Streptomyces glaucus | en_US |