KEPUTUSAN PERDANA MENTERI YUKIO HATOYAMA MEMBATALKAN PEMINDAHAN PANGKALAN MILITER AMERIKA SERIKAT DARI OKINAWA
Abstract
Pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa telah memberikan banyak
dampak sosial negatif terhadap warga lokal Okinawa. Dampak tersebut telah
menimbulkan tuntutan dari masyarakat Jepang untuk mengeluarkan pangkalan militer
Amerika Serikat dari Okinawa. Yukio Hatoyama pada pemilu Jepang 2009 berjanji
akan memindahkan pangkalan militer Amerika Serikat keluar dari Okinawa jika
terpilih sebagai Perdana Menteri. Akan tetapi, setelah menjabat sebagai Perdana
Menteri, Yukio Hatoyama tidak dapat merealisasikan janjinya. Yukio Hatoyama pada
akhirnya membatalkan rencana pemindahan pangkalan militer Amerika Serikat dari
Okinawa.
Untuk menganalisis alasan Yukio Hatoyama membatalkan rencana
pemindahan pangkalan militer Amerika Serikat dari Okinawa yaitu dengan
menggunakan decision making theory Snyder. Ada dua faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan seorang decision maker. Faktor tersebut adalah internal
setting dan external setting. External setting dalam kasus ini adalah munculnya
desakan Amerika Serikat dan juga insiden tenggelamnya kapal perang Cheonan yang
mengancam security dalam negeri Jepang. Internal setting-nya adalah masih
bergantungnya keamanan Jepang terhadap militer Amerika Serikat.
Tuntutan masyarakat Jepang yang besar telah mempengaruhi kebijakan awal
Yukio Hatoyama untuk merencanakan pemindahan pangkalan militer. Yukio
Hatoyama berencana akan merevisi Joint Statement dalam SACO Agreement yang
disepakati antara Jepang dan Amerika Serikat pada tahun 2006 oleh pemerintahan
Jepang yang sebelumnya. Kesepakatan tersebut menghasilkan Joint Statement untuk
8
memindahkan Futenma Air Station ke camp Schwab di Nago yang masih berada di
wilayah Okinawa. Walaupun kesepakatan tersebut untuk mengurangi beban yang
diterima Okinawa namun hal itu tidak signifikan sebab masyarakat Jepang
menginginkan pemindahan keseluruhan pangkalan militer Amerika Serikat keluar
dari Okinawa.
Setelah Yukio Hatoyama menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, Yukio
Hatoyama ternyata tidak mampu untuk memindahkan pangkalan militer tersebut.
Muncul Desakan yang sangat besar dari Amerika Serikat agar mempertahankan
keberadaan militernya di Okinawa dengan alasan demi menjaga keamanan Jepang.
Selain itu, Provokasi Korea Utara yang terus menebar ancaman semakin memanaskan
kondisi keamanan di Asia Timur. Dengan melihat Korea Utara yang terus melakukan
provokasi semakin menguatkan akan pentingnya pangkalan militer Amerika Serikat
sdi Okinawa sebab keamanan Jepang masih sangat bergantung terhadap militer
Amerika Serikat. Dari persepsi tersebut kemudian Yukio Hatoyama memutuskan
untuk mempertahankan keberadaan militer Amerika Serikat di Okinawa untuk
menjaga keamanan Jepang.