Pemberdayaan Masyarakat Pengemis, Pengamen dan Pemulung (P3) Berbasis Pelatihan di Kampung Baru Kabupaten Bondowoso
Abstract
Pemberdayaan merupakan salah satu unsur dari proses pembangunan. Selain itu, pemberdayaan masyarakat adalah upaya menumbuhkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, keterampilan bahkan kesadaran masyarakat. Dengan demikian, program pemberdayaan masyarakat berbasis pelatihan merupakan sebuah upaya untuk memberdayakan masyarakat yang kurang berdaya. Penelitian ini memiliki rumusan masalah tentang bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Pengemis, Pengamen Dan Pemulung (P3) Berbasis Pelatihan Di
Kampung Baru Kabupeten Bondowoso? Hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pemberdayaan Masyarakat Pengemis, Pengamen dan Pemulung (P3) Berbasis Pelatihan Di Kampung Baru Kabupaten Bondowoso. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta memberikan referensi dan informasi terkait pemberdayaan berbasis pelatihan.
Penelitian ini mengikuti kaidah penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di Sanggar Pensi Kampung Baru Kabupaten Bondowoso, dengan teknik pemilihan lokasi yakni purposive area. Dalam penelitian ini, snowball sampling digunakan untuk memperoleh data dari sumber informasi. Selain itu, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi serta untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi (sumber, teknik, waktu). Adapun untuk menganalisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat P3 berbasis pelatihan yang dilakukan di Sanggar Pensi Kampung Baru Bondowoso dilakukan dengan upaya։ a) pendekatan; b) memanusiakan manusia; c) membangun kepercayaan pada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki pendapatan,
kehidupan dan lingkungan sosial. Serta kegiatan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) khususnya pada masyarakat P3 mengenai filosofi tari dan karawitan serta kemampuan membawakan tarian atau memainkan alat musik tradisional, hingga keterampilan menari, bermain musik dan membuat aksesoris tari.
Kesimpulan dalam penelitian ini ialah, pemberdayaan masyarakat berbasis pelatihan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat P3 di Kampung Baru Bondowoso. Hal ini sesuai dengan indikator perbaikan pendapatan dimana pendapatan yang mereka terima meskipun jumlah
nominalnya terbilang lebih kecil dari pada hasil menjadi P3 akan tetapi jumlah penghasilan bersih mereka sekarang jauh lebih besar. Mereka pun tersadar dan dapat menabung serta untuk makan mereka sudah dapatkan di Sanggar Pensi. Selain itu, indikator perbaikan kehidupan dimana tersedia lapangan pekerjaan di
Sanggar Pensi, kesejahteraan masyarakat bertambah dikarenakan masyarakat P3 tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan anak-anak yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikannya. Selain itu, pada perbaikan lingkungan sosial dapat dilihat bahwasannya interaksi antar masyarakat, masyarakat dengan
pengelola Sanggar atapun pihak luar jauh lebih baik. Selanjutnya, dengan pemberdayaan berbasis pelatihan ini indikator peningkatan pengetahuan & kemampuan masyarakat dapat terlihat dari lebih
meningkat pengetahuannya tentang filosofi, macam gerakan seni tari “Petik Kopi” juga pengetahuan terkait karawitan, masyarakat mampu untuk membawakan tarian “Petik Kopi” serta mampu memainkan alat musik tradisional (karawitan). Sehubungan dengan itu, indikator peningkatan keterampilan ditekankan bahwa
masyarakat mampu menyesuaikan gerakan tari dengan luwes dan sangat piawai memainkan alat musik tradisional. Dengan demikian, saran bagi peneliti selanjutnya, perlu dikembangkan pembahasan terkait konsistensi Sanggar Pensi Bondowoso dalam mempertahankan eksistensi program pelatihan agar di kenal
masyarakat luas dan atau proses transformatif learning pada masyarakat P3 di Kampung Baru Bondowoso.