Show simple item record

dc.contributor.authorPipit Trisna Riyayati
dc.date.accessioned2013-12-20T07:05:39Z
dc.date.available2013-12-20T07:05:39Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM061510101153
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11293
dc.description.abstractKakao merupakan salah satu tanaman perkebunan dan merupakan komoditas ekspor penting di Indonesia. Pada tahun 2006 Indonesia menjadi negara produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Ghana dan untuk jangka panjang, produksi kakao diramalkan terus meningkat mengingat permintaan dunia atas kakao semakin meningkat pula oleh karena itu negara-negara produsen utama kakao cenderung akan memperluas areal kakaonya termasuk Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini dalam pengembangan areal kakao adalah berkurangnya lahan subur karena adanya penggunaan lahan disektor non pertanian. Berdasarkan hal tersebut pengembangan kakao akan dilakukan di lahan luar Jawa yang pada umumnya merupakan lahan marginal misalnya lahan yang kering. Kakao merupakan tanaman yang tidak tahan pada cekaman kekeringan. Kakao yang mengalami cekaman kekeringan akan mengakibatkan proses fisiologisnya terganggu yaitu dapat menurunkan tekanan turgor yang berpengaruh pada menurunnya potensial air dan potensial osmotik. Klon kakao saat ini diharapkan mempunyai suatu ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Oleh karena itulah perlu dilakukan penelitian tentang klon tersebut yang berhubungan dengan ketahanannya terhadap cekaman kekeringan yang memang benar-benar dibutuhkan saat. tiga bibit klon kakao terhadap berbagai kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di Agrotechnopark Universitas Jember. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial diulang 3 kali, dengan ulangan sebagai kelompok (setiap ulangan menggunakan 5 tanaman contoh). Faktor pertama ketersediaan air terdiri dari 4 taraf yaitu: (1) 100% (kapasitas lapang), (2) 85%, (3) 70%, dan (4) 55% lengas tersedia. Faktor kedua klon kakao yaitu DR 1, DR 2, dan PA 191. vii Hasil penelitian tidak terdapat interaksi antara perlakuan ketersediaan air dengan klon kakao pada semua parameter pengamatan. Faktor tunggal ketersediaan air (P) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter luas daun, stomata conductan, dan berat kering total. Untuk berat kering akar memberikan pengaruh yang beda nyata. Sedangkan untuk faktor tunggal klon memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada 6 parameter meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat kering total, dan berat kering akar. Parameter stomata conductan memberikan pengaruh beda nyata. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga bibit klon kakao tersebut memiliki ketahanan terhadap cekaman yang paling tinggi yaitu 55% kapasitas lapang. Bibit klon PA 191 lebih toleran terhadap cekaman kekeringan jika dibandingkan dengan klon yang lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510101153;
dc.subjectUJI KETAHANAN, BIBIT KAKAOen_US
dc.titleUJI KETAHANAN TIGA MACAM KLON BIBIT KAKAO TERHADAP BERBAGAI KONDISI CEKAMAN KEKERINGANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record