Pengaruh Variasi Waktu, Jarak, dan Jenis Pupuk Terhadap Kadar Nitrat Tanah di Perkebunan Sentool
Abstract
Perkebunan Sentool adalah perkebunan di Kabupaten Jember yang memiliki
lahan hortikultura dari konversi lahan tanaman karet. Konversi lahan menyebabkan
terjadinya perubahan fungsi tanah dari karet untuk hortikultura, sehingga
diperlukan informasi mengenai tanah terutama kandungan unsur hara untuk
pertumbuhan optimal tanaman. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman yaitu unsur
N, P, dan K. Unsur N diserap tanaman dalam bentuk ion NO3- dan NH4+.
Pemenuhan kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan dan produksi hasil tanam
optimal dapat ditunjang dengan pemupukan. Ion nitrat berperan penting dalam
fotosintesis, sintesis asam amino, dan untuk pertumbuhan fase vegetatif.
Pentingnya kebutuhan ion nitrat serta diperlukannya informasi tentang kandungan
nitrat tanah menyebabkan perlunya dilakukan penentuan kadar nitrat dengan variasi
waktu pemupukan, jarak, dan jenis pupuk pada tanah Perkebunan Sentool.
Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi waktu, jarak, dan
jenis pupuk. Variasi waktu pengambilan sampel yang digunakan yakni H0 (1 hari
sebelum pemupukan), H+3, H+6, H+9, dan H+12 setelah pemupukan. Variasi jenis
pupuk yang digunakan yakni pupuk mutiara, campuran pupuk (ZA, KCl, dan
phonska), serta pupuk organik. Variasi jarak yang digunakan adalah 10 dan 20 cm.
Penelitian diawali dengan pengambilan sampel dengan teknik purposive random
sampling. Sampel tanah ditentukan kadar air dan nilai pH-nya. Sampel tanah
diekstraksi hingga dihasilkan filtrat, lalu ditentukan kadar nitratnya menggunakan
metode potensiometri. Hasil data beda potensial dari pengukuran potensiometri
dibandingkan dengan data dari kurva kalibrasi larutan standar. Hasil kadar nitrat
sampel kemudian diuji dengan analisis anova. Data larutan standar berupa kurva
kalibrasi dilakukan uji validitas dengan penentuan linearitas, sensitivitas, reprodusibilitas, limit deteksi, dan akurasi untuk menentukan kelayakan metode
yang digunakan.
Hasil pengukuran pH untuk tanah kelengkeng 6,13-6,95, pH tanah jeruk 5,13-
6,07, dan pH tanah alpukat 5,84-6,53. pH tanah ketiga lahan termasuk pH asam
yang mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu yang dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik dari pemberian pupuk. Hasil kadar nitrat dengan variasi
waktu pengambilan sampel pada jarak 10 dan 20 cm di setiap lahan tanaman untuk
H0 35,1-68,9 ppm, H+3 33,7-64,1 ppm, H+6 51,9-78 ppm, H+9 77,4-94 ppm, dan
H+12 63,8-75,5 ppm. Kadar nitrat mengalami penurunan dari H0 menuju H+3, lalu
meningkat seiring bertambahnya waktu dan akan optimal pada H+9 setelah
dilakukan pemupukan, serta mengalami penurunan pada H+12. Kadar nitrat yang
diperoleh dengan variasi jenis pupuk pada jarak 10 dan 20 cm untuk pupuk mutiara
64,1-94 ppm, pupuk campuran (ZA, KCl, dan phonska) 59-86,1 ppm, dan pupuk
organik 55,2-84,6 ppm. Kadar nitrat yang dihasilkan dengan variasi pupuk ini
bergantung pada kandungan unsur N dalam pupuk. Kadar nitrat yang diperoleh
pada variasi jarak pengambilan sampel untuk jarak 10 cm pada lahan kelengkeng
64,1-94 ppm, lahan jeruk 59-86,1 ppm, dan lahan alpukat 55,2-84,6 ppm. Kadar
nitrat dengan variasi jarak pengambilan sampel untuk jarak 20 cm pada lahan
kelengkeng 47-89,5 ppm, lahan jeruk 33,7-77,4 ppm, dan lahan alpukat 35-81,5
ppm. Pengambilan sampel pada jarak 10 cm menghasilkan kadar nitrat lebih besar
dibandingkan jarak 20 cm karena kadar nitrat awal (H0) dalam tanah lebih besar
pada jarak 10 cm.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pH yang dihasilkan pada tanah
Perkebunan Sentool adalah pH masam dengan tren yang mengalami peningkatan
pH seiring bertambahnya waktu dari H0-H+12. Proses pemupukan dengan variasi
waktu memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kadar nitrat yang
diperoleh dengan hasil P-value >0,05. Penggunaan variasi jenis pupuk memberikan
pengaruh yang tidak signifikan pada kadar nitrat yang dihasilkan dengan nilai P-
value >0,05. Variasi jarak pengambilan sampel tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kadar nitrat yang dihasilkan ditunjukkan dengan hasil P-value
>0,05 pada setiap lahan tanaman.