Gambaran Pengetahuan Tentang COVID-19 di Masyarakat Desa Silo Kecamatan Silo Krajan Kabupaten Jember
Abstract
Meningkatnya kasus COVID-19 terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat yang diiringi dengan dengan meningkatnya misinformasi publik terkait COVID-19 (Nasir Narila Mutia et al., 2020) . Pada saat ini banyak masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemikiran, kepercayaan dan pemahaman serta ekspetasi sendiri terkait dengan wabah COVID-19 sehingga mereka percaya bahwa ancaman virus atau wabah COVID-19 saat ini terlalu berlebihan dan membuat mereka tidak patuh terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan (Zitek Emily M. & Schlund Rachel J, 2021). Pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 seperti cara pencegahan, pengobatan, komplikasi sangatlah penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap masyarakat agar tidak menimbulkan peningkatan kasus COVID-19 (Sari Devi Pramita dkk, 2020). Kepatuhan masyarakat dalam berperilaku terhadap tindakan pencegahan yang ditetapkan pemerintah adalah poin penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Kepatuhan sendiri cenderung dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19. Coronavirus merupakan salah satu virus yang termasuk ke dalam golongan zoonosis atau virus yang cara penyebarannya ditularkan dari hewan ke manusia. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa hewan yang menjadi sumber transmisi SARS ialah kucing sedangkan yang menjadi sumber transmisi MERS ialah unta. Informasi dari berbagai negeri yang terserang akibat awal wabah atau pandemi, dilaporkan jika 40% dari kasus akan mengalami penyakit dengan kategori ringan, 40% penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami sakit yang parah, sedangkan 5% dengan keadaan kritis. Penderita dengan gejala ringan biasanya akan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat biasanya akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok septik, sepsis, termasuk gagal ginjal ataupun gagal jantung akut sampai berdampak kematian serta gagal multiorgan. Peeradone Srichan dkk (2020) mengatakan beberapa faktor terkait dengan pengetahuan yang buruk, sikap yang buruk dan keterampilan kesiapsiagaan yang buruk dalam menanggapi epidemi COVID-19, seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan saluran penerimaan informasi kesehatan masyarakat. Pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala, faktor penyebab dan resiko tinggi, pencegahan, cara penularan dan prognosis sangat penting untuk mengekang pandemi dengan meningkatkan upaya untuk menghindari kontak dengan permukaan/tangan/benda yang terkontaminasi, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, mengambil tindakan pencegahan saat batuk / bersin, menggunakan obat gosok berbahan dasar alkohol dan alat pelindung lainnya (Kebede Yohannes et al., 2020).
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]