Analisis Tingkat Kerawanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Weighted Overlay di Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Tanah longsor merupakan fenomena pergerakan massa batuan, tanah, atau
material lainya pada wilayah lereng yang keluar menuruni lereng. Berpindahnya
material tanah menuruni lereng mampu menyebakan kerusakan pada wilayah
terdampak. Kecamatan Sempu berada dalam wilayah administrasi Kabupaten
Banyuwangi. Terdapat 7 desa yang menjadi bagian dalam penilitian ini.
Permasalahan yang dijumpai yaitu terjadinya tanah longsor dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir yang dimana belum ada penelitian yang mengkaji tentang
tingkat kerawanan tanah longsor pada wilayah penelitian. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis tingkat kerawanan tanah longsor menggunakan metode
Weighted Overlay di Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan metode survei. Penelitian ini dilakukan dengan observasi untuk
mengetahui kondisi wilayah penelitian secara langsung. Penelitian menggunakan
parameter kemiringan lereng, curah hujan, geologi, jenis tanah, penutup lahan, dan
ketinggian. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Hasil pengolahan parameter menghasilkan peta tingkat kerawanan tanah longsor
yang selanjutnya dianalisis untuk mengetahui tingkat kerawanan tanah longsor.
Hasil pengolahan data menghasilkan 4 kelas tingkat kerawanan tanah longsor
meliputi kerawanan rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil pengolahan
data tersebut menunjukan sebagian besar wilayah di Kecamatan Sempu memiliki
tingkat kerawanan tanah longsor kelas rendah yang mencakup area seluas 6,353.86
Ha atau memiliki persentase 55.23%. Tingkat kerawanan tanah longsor kategori
sedang mencakup area seluas 3,961.14 Ha atau memiliki persentase 34.43%.
Tingkat kerawanan tanah longsor kategori tinggi berada dalam wilayah seluas
1,123.22 Ha atau dengan persetase 9,76%, dan tingkat kerawanan tanah longsor kategori sangat tinggi mencakup wilayah seluas 66.87 atau sebesar 0,58. Nilai
tingkat Kerawanan tanah longsor paling rendah berada di Desa Sempu dengan luas
250.95 Ha. Gabungan faktor kemiringan lereng dan intensitas curah hujan tinggi
menyababkan terjadinya tanah longsor pada wilayah penelitian. Desa Jambewangi
juga masuk ke dalam kawasan curah hujan sangat basah atau rata-rata jumlah curah
hujan per tahunnya mencapai >3000 mm/tahun.
Tingkat kerawanan tanah longsor paling rendah berada di Desa Sempu dengan
luas 250.95 Ha. Luas Desa Sempu 8.11 Km2
atau 4,64%, paling kecil di banding
luas desa lain di Kecamatan Sempu. Penutup lahan wilayah penelitian sebagian
besar merupakan area perkebunan, persawahan, perkebunan, dan permukiman.
Kemiringan lerengnya juga cenderung datar (0-8%) dan sebagian kecil terdapat
perbukitan dengan kemiringan agak curam (15-30%). Curah hujan di Desa Sempu
tergolong tinggi yaitu 2501-3000 mm/tahun. Rendahnya tingkat kerawanan tanah
longsor di Desa Sempu karena wilayahnya yang cenderung datar serta penutup
lahan yang didominasi persawahan.
Kesimpulan mengenai tingkat kerawanan tanah longsor yang di analisis
menggunakan metode weighted overlay di wilayah penelitian menunjukan bahwa 4
tingkat kerawanan tanah longsor tersebar di seluruh desa. Meskipun sebagian besar
wilayah penelitian berada dalam tingkat kerawanan tanah longsor kategori rendah,
namun perlu di waspadai pada wilayah yang berada dalam tingkat kerawanan tanah
longsor sedang hingga tinggi terutama pada wilayah bukit atau perbukitan.
Kejadian tanah longsor pada wilayah penelitian cenderung terjadi ketika intensitas
curah hujan tinggi.