STATUS KEBERADAAN HAMA POTENSIAL PADA PERTANAMAN PADI HIBRIDA, NON-HIBRIDA DAN PENENTUAN PERIODE KRITIS
Abstract
Usaha peningkatan produksi padi dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya adalah hama, beberapa hama yang selalu menyerang padi adalah
walang sangit, penggerek batang, dan wereng hijau.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status keberadaan hama
potensial pada pertanaman padi hibrida, non-hibrida dan penentuan periode kritis.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para petani
sehingga waktu pengendalian hama dapat dilakukan dengan tepat.
Penelitian dilakukan di desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April sampai bulan Agustus
2009. Metode penelitian dilakukan berdasarkan pada data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari lapang yaitu hasil pengamatan secara langsung terhadap
populasi hama yang ada pada tanaman padi varietas hibrida (Intani-2) dan varietas
non-hibrida (Mera 1). Data sekunder diperoleh dari Laboratorium Pengamatan
Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (Tanggul), yang
melakukan pengamatan di setiap wilayah atau kecamatan masing-masing
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode diagonal dengan
mengunakan ajir untuk menandai sampel yang diamati. Petak pengamatan dibuat
dengan ukuran 1m x 1m sebanyak 5 petak percobaan setiap jenis varietas padi
yang berbeda. Setiap petak pengamatan diambil 20 rumpun padi yang diamati.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hama potensial yang ditemukan
pada pertanaman padi varietas hibrida dan non-hibrida yaitu wereng hijau, walang
sangit dan penggerek batang. Populasi tertinggi hasil rata-rata yaitu hama walang
sangit sebesar 15,75 ekor per petak pengamatan pada varietas Mera 1, sedangkan
populasi terendah hama wereng hijau sebesar 0,65 ekor per rumpun pada varietas
Mera 1. Peningkatan populasi terjadi adanya sistem pola tanam yang tidak
serempak, adanya ketersediaan pakan secara terus-menerus sehingga siklus hidup
vii
walang sangit berlangsung baik. Produksi gabah kering sawah tertinggi pada
varietas Intani-2 sebanyak 404 gr per petak pengamatan, sedangkan varietas Mera
1 sebanyak 372 gr per petak pengamatan. Periode kritis hama wereng hijau terjadi
pada bulan Juni I, sedangkan periode kritis hama penggerek batang terjadi pada
bulan Mei II.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]