Penerapan Model Ekonomi Leontief Menggunakan Metode Dekomposisi Lower Upper pada Penentuan Nilai Produksi Industri Unggulan Jawa Timur
Abstract
Ekonomi merupakan kaidah atau aturan mengenai tindakan dan perilaku
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan sumber daya yang
diperoleh melalui kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi. Kegiatan tersebut
erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang saat ini semakin meningkat.
Pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan sumber daya yang ada sangat
terbatas sehingga diperlukan upaya untuk menyeimbangkan kegiatan ekonomi.
Setiap industri harus dapat memenuhi permintaan pasar dan memastikan industri
lain mendapatkan jumlah yang cukup untuk kelangsungan operasionalnya. Oleh
karena itu, setiap industri perlu mengetahui nilai produksi tiap periodenya agar
semua kebutuhan dapat tercukupi. Penentuan jumlah atau nilai produksi suatu
industri dapat ditangani oleh model ekonomi Leontief. Model ekonomi Leontief
menyajikan hubungan linear antara konsumsi, produksi, dan permintaan yang
direpresentasikan dalam bentuk persamaan linear
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model ekonomi Leontief untuk
menentukan nilai produksi. Industri yang akan ditentukan nilai produksinya yaitu
industri yang ada di Jawa Timur. Data industri Jawa Timur diperoleh dari
publikasi Badan Pusat Statistik berupa tabel input output yang diterbitkan pada
September 2021. Penulis mempersempit cakupan industri di Jawa Timur dengan
memfokuskan penelitian pada industri unggulan Jawa Timur yang terdiri dari 10
industri. Tahap awal penentuan nilai produksi yaitu memodifikasi tabel input
output Jawa Timur ke tabel input output industri unggulan Jawa Timur. Pada tahap
ini, tabel input output industri unggulan menunjukkan satu entri bernilai negatif.
Hal ini bertentangan dengan ketentuan penggunaan model ekonomi Leontief
bahwa semua entrinya harus bernilai nonnegatif. Oleh karena itu, industri dengan entri negatif tersebut tidak dilanjutkan pada penelitian ini. Tahap berikutnya yaitu
membentuk matriks konsumsi berdasarkan tabel input output yang meliputi 9
industri unggulan. Tahap selanjutnya yaitu modifikasi matriks konsumsi ke model
ekonomi Leontief. Modifikasi ini dilakukan dengan mengurangkan matriks
konsumsi dengan matriks identitas. Langkah berikutnya yaitu menggunakan
metode dekomposisi Lower Upper (LU). Pada tahap ini matriks yang telah
terbentuk difaktorkan menjadi matriks segitiga atas dan matriks segitiga bawah
menggunakan metode Reduksi Crout. Penyelesaian langkah-langkah metode
dekomposisi LU pada penelitian ini menggunakan teknik substitusi maju dan
substitusi mundur. Hal ini dilakukan untuk memperoleh nilai output berupa nilai
produksi 9 industri unggulan Jawa Timur.
Hasil perhitungan pada penelitian ini yaitu nilai produksi industri
ketenagalistrikan sebesar Rp59.281.599,00, industri kimia/farmasi/obat sebesar
Rp135.398.978,00, industri makanan/minuman sebesar Rp336.948.795,00,
industri tekstil/pakaian jadi sebesar Rp32.642.590,00, industri jasa
informasi/komunikasi sebesar Rp100.423.238,00, industri jasa perusahaan
sebesar Rp35.404.398,00, industri kulit/barang dari kulit sebesar
Rp16.610.424,00, industri perdagangan besar/eceran sebesar
Rp224.936.840,00, dan industri angkutan rel sebesar Rp1.502.281,00. Nilai
tersebut merupakan total yang harus diproduksi selama 1 periode untuk memenuhi
permintaan pasar dan kebutuhan konsumsi 9 industri unggulan Jawa Timur. Pada
periode berikutnya, nilai produksi di atas dapat dijadikan acuan bagi pembuat
kebijakan untuk menetapkan target produksi agar seluruh permintaan dapat
terpenuhi.