Show simple item record

dc.contributor.authorISA, Shafira
dc.date.accessioned2023-02-14T03:09:55Z
dc.date.available2023-02-14T03:09:55Z
dc.date.issued2022-07-11
dc.identifier.nim180910202085en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112086
dc.description.abstractVirus Corona (Coronavirus disease 2019) varian baru asal Wuhan, China memiliki kecepatan penyebaran yang sangat cepat membuat pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan social distancing dan lockdown atau biasa disebut PSBB. Pemberlakuan PSBB dilakukan dengan membatasi kegiatan masyarakat seperti penutupan tempat kerja. Pembatasan ini tentu akan menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam jangka waktu panjang, salah satunya padakegiatan pasar modal. Namun, tentu saja dengan ketidakstabilan perekonomian kala awal pandemi Covid-19 menyebabkan harga saham pada indeks LQ45 mengalami penurunan. Indeks saham LQ45 yang dikenal sebagai indeks saham yang memiliki kapitalisasi paling tertinggi pun tidak tertinggal dengan dampak dari Covid-19. Terjadinya penurunan secara ekstrim ini dapat dikatakan menjadi salah satu tanda-tanda adanya anomali pasar. Kondisi ini disebabkan karena adanya reaksi berlebihan (overreaction) baik ke arah pesimis maupun optimis dari para investor mengenai suatu informasi atau fenomena baru. Setelah terjadinya market overreaction yang secara drastis, maka dapat juga disusul denganprice revearsal atau pembalikan harga pada portofolio saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan uji parametrik one sample t-test sebagai uji market overreaction dan uji paired samples t-test sebagai uji price reversal. Sedangkan populasi yang diambil oleh penelitian ini adalah LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2019 dan 2020. Memiliki populasi 45 perusahaan dengan jumlah sampel 38 perusahaan yang diperoleh melalui teknik pengambilan sample purposive sampling. Hasil yang diperoleh dari uji penelitian ini yaitu bahwa market overreaction terjadi pada LQ45, baik pada saham portofolio winner maupun loser. Market overreaction ini terjadi karena terjadinya ketidakpastian pasar dikarenakan pergejolakan ekonomi yang tidak menentu akibat dari kebijakan pemerintah. Sedangkan pada uji price reversal, pembalikan harga hanya terjadi pada saham loser menuju kearah positif. Oleh karena itu, setelah uji market overreaction dan price reversal dilakukan akan lebih baiknya investor melakukan banyak analisis dan strategi cadangan akan waktu kapan saat yang tepat untuk membeli dan menjual saham, terutama saat terjadi kejadian darurat seperti wabah, bencana alam, hingga krisis ekonomi. Begitupun dengan perusahaan yang diharuskan melakukan antisipasi tanggap akan terjadinya krisis yang disebabkan oleh internal maupun eksternal perusahaan guna meminimalisis kerugian dan menambahkan keuntungan serta value perusahaan.en_US
dc.description.sponsorshipProf. Dr. Zarah Puspitaningtyas, S.Sos., S.E., M.Si., QIA, QGIA, QWP. Dr. Ika Sisbintari, S.Sos., M.AB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectMarket Overreactionen_US
dc.subjectPrice Reversalen_US
dc.subjectPandemi Covid-19en_US
dc.subjectBursa Efek Indonesiaen_US
dc.titleAnalisis Market Overreaction dan Price Reversal pada Awal Pandemi Covid-19 di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Saham yang Terindeks LQ45 Periode 2019 dan 2020)en_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiAdministrasi Bisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. Zarah Puspitaningtyas, S.Sos., S.E., M.Si., QIA, QGIA, QWPen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Ika Sisbintari, S.Sos., M.AB.en_US
dc.identifier.validatorIghfirlinaen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi unggah file repository tanggal 14 Februari 2023_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record