dc.description.abstract | Jahe (Zingiber officinale) memiliki nilai jual yang tinggi karena banyaknya permintaan konsumen baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun sebagai bahan baku perusahaan jamu dan makanan. Jahe mengandung senyawa antioksidan alami yang secara farmakologis cukup tinggi dan mampu menghambat radikal bebas. Senyawa antioksidan yang terdapat pada jahe yaitu senyawa fenolik yang berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, dan asam-asam organik polifungsional. Senyawa fenolik pada jahe yang berperan sebagai antioksidan terdiri dari gingerol dan shogaol. Aktivitas antioksidan jahe dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari tanaman jahe, antara lain: keadaan ekologi, varietas, umur panen, metode pembuatan simplisia jahe, serta metode ekstraksi yang digunakan. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui mengenai pengaruh umur rimpang pada terhadap perubahan senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan pada tanaman jahe. Metode yang digunakan dengan rancangan acak lengkap 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama terdiri dari asal rimpang terdiri dari 059b, 9b, 18b, 21b, dan 29b. Faktor kedua yaitu umur panen terdiri dari 0, 3, 6, dan 9 bulan. Variabel yang diamati yaitu morfologi tanaman, total fenolik, total flavonoid, antioksidan antioksidan, dan TLC. Data yang diperoleh yaitu terjadi peningkatan pada kandungan senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan pada umur panen 3 bulan, namun mengalami penurunan pada umur panen 6 dan 9 bulan. Umur panen dan asal rimpang menunjukan hasil yang berbeda nyata terhadap semua parameter penelitian. Hasil TLC pada sinar uv 365 nm dan pewarna ddph mampu mendeteksi senyawa gingerol dan shogaol, sedangkan pada sinar uv 245 dan pewarna anisaldehida hanya mampu mendeteksi senyawa shogaol saja. | en_US |