Perbedaan Larutan Fermentasi Gula dengan Air Rendaman Terasi sebagai Atraktan terhadap Total Telur Nyamuk Aedes albopictus
Abstract
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Salah satu upaya pengendalian
vektor nyamuk adalah pemanfaatan ovitrap dan penambahan atraktan. Beberapa contoh atraktan yang telah
terbukti meningkatkan jumlah telur nyamuk yang tertangkap adalah larutan fermentasi gula dan air
rendaman terasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan larutan fermentasi gula dengan air
rendaman terasi sebagai atraktan terhadap total telur nyamuk Aedes albopictus. Metode penelitian adalah
True Experimental dengan bentuk Posttest Only Control Group Design. Pada penelitian ini digunakan 2
macam atraktan dan aquadest sebagai kontrol dalam 1 lokasi kandang nyamuk dimana 1 kandang berisi 25
ekor nyamuk betina gravid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total telur terbanyak terdapat pada ovitrap
berisi air rendaman terasi yakni sebanyak 170 telur, sedangkan pada larutan fermentasi gula didapatkan
sebanyak 19 telur dan kontrol sebanyak 129 telur. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikansi (0.05)
sebesar 0.046. Penelitian ini menyimpulkan bahwa atraktan air rendaman terasi konsentrasi 10% lebih
efektif jika dibandingkan dengan atraktan larutan fermentasi gula konsentrasi 50% dikarenakan perbedaan
total telur menghasilkan nilai adjusted significance sebesar 0.076 yang artinya perbedaan tersebut
mendekati signifikan secara statistik.Saran dari penelitian ini adalah melakukan analisis laboratorium lebih
lanjut mengenai kandungan zat atau senyawa yang terdapat dalam atraktan larutan
fermentasi gula dan air rendaman terasi bagi penelitian selanjutnya, serta perlu
dilakukan pengontrolan suhu dan kelembaban ruangan lebih spesifik selama
penelitian serta pengulangan lebih banyak sehingga dapat memberikan hasil yang
lebih baik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]