MODEL OBSIM (OBSERVASI DAN SIMULASI) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
Abstract
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang harus di pelajari oleh siswa
SMA. Sampai saat ini realita pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas
produk masih belum menggembirakan. Upaya perbaikan kualitas mutu pelajaran
fisika telah dilakukan oleh banyak pakar pendidik mampu kembangkan
IPA/Fisika. Namun demikian kualitas tersebut belum mencapai hasil yang
diharapkan.
Model Obsim adalah salah satu model yang di perkirakan dapat
memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah pembelajaran fisika adapun
rumusan masalah di SMA yaitu (1). Bagaimanakah aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan model Obsim dalam pembelajaran fisika di
SMA, (2). Bagaimanakah efektifitas model pembelajaran Obsim dalam
pembelajaran fisika di SMA. Untuk itu, Dari permasalahan di atas Penelitian ini
bertujuan untuk (1) Mengkaji aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan model Obsim dalam pembelajaran fisika di SMA, (2) Mengkaji
efektifitas model pembelajaran Obsim dalam pembelajaran fisika di SMA. Untuk
mewujudkan tujuan peneliti kasih media penelitian dirancang sesuai rancangan
penelitian.
Berdasarkan dengan tujuan peneliti diatas maka Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuasi eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan
cara purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Balung. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas.
Penentuan sampel penelitian dengan purposive sampling karena dalam penelitian
ini hanya menggunakan satu kelas. Rancangan penelitian menggunakan TimeSeries
Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan menggunakan
analisis statistic deskriptif dengan persentase.
Dari hasil analisis data diperoleh (1) Aktivitas belajar fisika dengan model
obsim pada eksperimen pertama ,kedua, ketiga berturut – turut adalah 81,2%,
88,29% dan 92,04% termasuk dalam kategori sangat aktif. (2) efektifitas
pembelajaran pada kelas eksperimen yang mengggunakan model OBSIM
ditentukan dari skor pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan persentase efektivitas pertemuan RPP I, II, dan III yaitu sebesar
89,35%, 96,34%, dan 94,96% termasuk pada kategori sangat efektif.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian
ini adalah (1) Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
Model OBSIM (Observasi dan Simulasi) dapat digolongkan dalam kategori sangat
aktif. (2) Model OBSIM (Observasi dan Simulasi) sangat efektif diterapkan dalam
pembelajaran fisika di SMA.