Efektivitas Penyelenggaraan Program Pelatihan di UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Situbondo
Abstract
Tugas akhir ini tentang “Efektivitas Penyelenggaraan Program Pelatihan
di UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Situbondo” yang diangkat berdasarkan latar
belakang masih banyaknya program pelatihan yang belum memenuhi targetnya.
Selain itu, juga banyak peserta yang belum mendapatkan fasilitas uji kompetensi.
Program pelatihan di UPT Balai Latihan Kerja sendiri didirikan untuk menyediakan
tenaga kerja yang berkompeten, ahli dan terampil sehingga bisa memenuhi
kebutuhan pasar kerja dan mengurangi angka pengangguran. Program tersebut
disisi lain juga menjadi solusi akan kekhawatiran para orang tua akan skill anakanaknya yang belum bisa diasa dengan maksimal jika hanya mengandalkan
pendidikan formal. Berdasarkan temuan di atar belakang, peneliti mempertanyakan
seperti apa efektivitas penyelenggaraan program pelatihan di UPT Balai Latihan
Kerja Kabupaten Situbondo. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui
seperti apa gambaran efektivitas dari program pelatihan tersebut. Dalam penelitian
ini paradigma yang digunakan ialah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan dan
analisis data yang bersifat naratif. Data yang ditemukan akan dianalisis
menggunakan 4 dimensi efektivitas, yaitu ketepatan sasaran, sosialisasi program,
ketercapaian tujuan dan pemantauan program.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa observasi dan jawaban
wawancara dari narasumber atau informan menggambarkan efektivitas
penyelenggaraan program pelatihan di UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten
Situbondo kurang efektif. Sebab dari keempat dimensi efektivitas menurut Budiono
(2007) masih terdapat 3 dimensi yang dilaksanakan kurang maksimal, sedangkan
yang sudah maksimal atau sesuai dengan harapan hanya 1 (satu) yaitu sosialisasi
program. Sosialisasi program ini dianggap telah maksimal karena baik dari pihak
penanggung jawab, pelaksana dan masyarakat yaitu alumni dan calon peserta
mengakui bahwa sosialisasi dijalankan dengan maksimal. Buktinya brosur yang
berisi informasi program pelatihan sudah disebarkan melalui berbagai media seperti
instagram, whatsapp, website, facebook dan brosur yang ditempel dijalan dan juga
penyebaran di sekolah.
Ketiga dimensi lain kurang maksimal karena masih terdapat beberapa
faktor yang belum terlaksana. Seperti ketepatan sasaran, banyaknya persyaratan
atau kriteria peserta ideal masih ada peserta yang hanya lolos dalam beberapa syarat
sehingga menyampingkan syarat lain. Selanjutnya pada dimensi ketercapaian
tujuan juga mengalami hal yang sama di mana peserta yang mengikuti pelatihan
belum mendapatkan uji kompetensi, masih terdapat alumni peserta yang dinilai
berkompetensi namun tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
kompetensinya, serta sebaliknya ada yang mendapatkan kerja sesuai kompetensinya namun ia tidak memiliki disiplin kerja yang bagus sehingga merasa
tidak cocok dengan pekerjaan tersebut dan kembali menjadi pengangguran.
Dimensi terakhir yaitu pengawasan atau monitoring program yang juga masih
belum maksimal sebab dalam melakukan pengawasan masih tidak terbuka dan
penilaian apakah peserta sudah kompeten atau tidak harus mendatangkan dari
lembaga di luar wilayah