Pengembangan Model Pembelajaran RIDE (Reading, Investigation, Discussion, and Evaluation) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di SMP
Abstract
Tujuan pendidikan semestinya tidak hanya menekankan pada perolehan pengetahuan, apalagi hanya sekedar menghafal sejumlah fakta dan konsep, tetapi harus menggambarkan hasil belajar sampai pada tingkatan berpikir tingkat tinggi
bahkan sampai pada kemampuan pemecahan masalah. Pembelajaran harus dilakukan bukan hanya mengarah pada pencapaian pemahaman tetapi juga peningkatan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis yang baik merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki setiap siswa. Berpikir kritis sangat penting dan dapat digunakan untuk menghadapi setiap tantangan sekarang dan di masa depan. Pemikir kritis akan mampu mengevaluasi dan menganalisis setiap informasi baru yang diterimanya. Melatih keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan membiasakan diri dengan kegiatan pembelajaran dan
membimbing siswa untuk memecahkan masalah situasional yang merangsang rasa ingin tahu siswa, bukan hanya masalah konseptual. Berpikir kritis sebagai "kemampuan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal berdasarkan bukti, logika, dan kejujuran intelektual". Para ahli juga mendefinisikan berpikir kritis yang memiliki aspek umum seperti: Keterampilan
kognitif, seperti menafsirkan, menambahkan, menyimpulkan, menganalisis, mengevaluasi, mengusulkan proposisi, merumuskan dan membuat keputusan berdasarkan konteks, mencari informasi yang relevan dan dapat diandalkan, beradaptasi dan dapat diubah secara fleksibel dan nilai kehati-hatian, kerendahan hati, integritas intelektual dan empati. Sekaranglah saatnya bagi kita sebagai guru untuk memainkan peran yang menentukan dalam mengubah paradigma pendidikan, membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan membina nilai-nilai kemanusiaan. Keterampilan berpikir kritis dan materi
pelajaran tidak saling eksklusif, tetapi saling melengkapi. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini yaitu model pembelajaran RIDE (Reading, Investigation, Discussion, and Evaluation). Desain penelitian pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini yaitu desain 4-D oleh Thiagarajan yang terdiri atas 4 tahapan yaitu, tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan (Design), tahap pengembangan (Develop), dan tahap penyebarluasan (Desiminate). Dari kegiatan penelitian model RIDE beserta perangkatnya dinyatakan valid,
ditunjukkan oleh nilai validasi model RIDE 90,41%, validasi silabus 94,09%, validasi RPP 94,05%, validasi Instrumen Berpikir Kritis dan soal pertemuan 1 93,75% dan validasi Instrumen Berpikir Kritis dan soal pertemuan 3 96,35% tergolong kategori sangat valid. Model RIDE dikategorikan praktis, yang ditunjukkan oleh nilai keterlaksanaan dan respon siswa. Keterlaksanaan uji
kelompok kecil 78,70%, uji kelompok besar 75%, tahap desiminasi di SMPN 4 Jember 80,55% dan tahap desiminasi di SMPN 2 Jember 83,33%. Nilai respon siswa uji kelompok kecil 81,20%, uji kelompok besar 83,76%, tahap desiminasi di SMPN 4 Jember 82,34% dan tahap desiminasi di SMPN 2 Jember 80%. Model RIDE telah diuji coba dan dikategorikan efektif, yang ditunjukkan oleh nilai berpikir kritis dengan skor uji kelompok kecil 81,93, uji kelompok besar 79,95 tahap desiminasi di SMPN 4 Jember 81,29 dan tahap desiminasi di SMPN 2 Jember 86,69. Nilai N-Gain hasil belajar siswa uji kelompok kecil 0,51, uji kelompok besar 0,52, tahap desiminasi di SMPN 4 Jember 0,53 dan tahap desiminasi di SMPN 2 Jember 0,61. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model RIDE dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa serta dinyatakan
valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran IPA di SMP