Gambaran Aktivitas Fisik dan Tekanan Darah pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember
Abstract
Petani merupakan salah satu pekerjaan yang sering dikaitkan dengan
permasalahan kesehatan kerja seperti masalah pernafasan, gangguan
muskuloskeletal, dan kardiovaskular (Doorn, et al.. 2021). Petani merupakan suatu
pekerjaan dengan intensitas kerja yang berat, hal ini dikarenakan petani melakukan
pekerjaan hampir setiap hari dengan beban pekerjaan yang berat seperti
mencangkul, membawa atau mengangkat beban berat seperti hasil panen dan
pupuk, menebang pohon, dan menimba air atau mengairi sawah (Wahyuni et al.,
2020). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 petani di Indonesia
memiliki waktu kerja yang panjang yaitu 34 jam perminggu atau sekitar 5 jam
perhari (BPS, 2021). Sehingga dapat disimpulkan petani memiliki aktivitas fisik
berat. Aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan masalah kesehatan yaitu
hipertensi (Putri, 2019). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran aktivitas fisik dan tekanan darah pada petani di wilayah kerja
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember.
Desain penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan
pengumpulan data kuantitatif melalui pendekatan studi cross-sectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 332 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
aktivitas fisik yaitu Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) dan alat
sphygmomanometer aneroid serta stetoskop yang dilakukan bulan Mei hingga Juni
2022. Penelitian ini telah diuji oleh Fakultas Keperawatan Universitas Jember dan
mendapatkan ijin etik penelitian dengan nomor 081/UN25.1.14/KEPK/2022. Data
dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 25 dan dilakukan uji normalitas
menggunakan kolmogorov-smirnov dengan p value <0,05 (tidak berdistribusi
normal).
Hasil penelitian menunjukkan petani di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember mayoritas laki-laki (72,9%) dengan rentang usia
tertinggi 41-60 tahun (50,9%) serta memiliki riwayat pendidikan terakhir tertinggi
yaitu SD (61,7%). Sedangkan tingkat aktivitas fisik pada petani tertinggi adalah
tingkat aktivitas berat (75,9%). Kemudian, untuk tingkat tekanan darah sistolik
pada petani tertinggi adalah pre-hipertensi (47%) serta tingkat tekanan darah
diastolik tertinggi adalah pre-hipertensi (47,3%). Selanjutnya, angka kejadian
hipertensi pada petani di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember
adalah sebanyak 125 petani, dengan rincian 98 petani (29,5%) hipertensi derajat 1
dan 27 petani (8,1%) hipertensi derajat 2.
Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan uji kruskal wallis dan mannwhitney U untuk mengetahui perbedaan karakteristik responden (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan) dalam mempengaruhi tingkat aktivitas fisik dan
tekanan darah. Sehingga didapatkan hasil bahwa usia jenis kelamin mempengaruhi
perbedaan tingkat aktivitas fisik dan tekanan darah. Sedangkan tingkat pendidikan,
tidak mempengaruhi perbedaan tingkat aktivitas fisik, namun mempengaruhi
perbedaan tingkat tekanan darah.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik
petani adalah berat dan tingkat tekanan darah petani adalah pre-hipertensi. Sehingga
perawat diharapkan berperan sebagai edukator dalam memberikan informasi dan
tindakan pencegahan agar kejadian hipertensi pada petani dapat berkurang serta
perlu adanya manajemen tekanan darah sehingga tekanan darah petani dapat
terkontrol.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]