Show simple item record

dc.contributor.authorOKA, Wayan Sangagung Guntur Artsamaindra
dc.date.accessioned2022-11-09T07:23:54Z
dc.date.available2022-11-09T07:23:54Z
dc.date.issued2022-07-29
dc.identifier.nim171510601054en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110732
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 9 Nopember 2022en_US
dc.description.abstractKegiatan urban farming merupakan salah satu jenis dari kegiatan pertanian. Kegiatan urban farming merupakan kegiatan pertanian yang diusahakan di daerah perkotaan yang terkenal dengan kawasan industrinya. Berjalannya kegatan urban farming tidak terlepas dari berbagai macam kendala yang menyertai kegiatan tersebut. Penyempitan lahan, harga bahan penunjang yang mahal dan kurangnya dukungan pemerintah merupakan beberapa kendala yang sering terjadi pada kegiatan urban farming. Kendala tersebut bisa terdapat di semua daerah perkotaan yang menjalankan kegiatan urban farming, termasuk Kota Surabaya. Kota Surabaya merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang lekat dengan kawasan industri yang besar dan memiliki kepadatan penduduk yang besar pula. Penurunan jumlah lahan akibat masifnya kegiatan industrialisasi juga terjadi di Kota Surabaya. Maraknya kegiatan industrialisasi berdampak langsung kepada jumlah petani urban di Kota Surabaya. Hal tersebut juga didukung dengan kurang tepatnya bantuan yang diberikan oleh pemerintah Kota Surabaya. Kendala tersebut tidak membuat semua petani urban di Kota Surabaya menjadi putus asa, karena masih banyak petani yang bertahan. Salah satu kawasan di Kota Surabaya yang masih bertahan hingga saat ini adalah kawasan Kecamatan Sambikerep, lebih tepatnya Kelurahan Made yang merupakan salah satu sentra urban farming di Kota Surabaya. Penyempitan lahan dan status lahan yang merupakan lahan tidur milik developer tidak membuat petani urban di Kelurahan Made putus asa. Hal tersebut membuat petani masih tetap mempertahankan kegiatan urban farmingnya hingga membuat kegiatan urban farming di Kelurahan Made masih terjaga eksistensinya. Peneliti tertarik untuk meneliti dan mencari tahu, alasan apa yang membuat petani urban di Kelurahan Made masih memilih untuk tetap mempertahankan kegiatan urban farmingnya. Peneliti menetapkan beberapa variabel dalam penelitian yang diantaranya adalah informasi pasar, kebutuhan akan keberadaan dan keberlanjutan dari kegiatan urban farming. Hal tersebut membuat peneliti menetapkan beberapa rumusan masalah yang diantaranya, apakah informasi pasar berpengaruh terhadap eksistensi kegatan urban farming, apakah kebutuhan akan keberadaan berpengaruh terhadap eksistensi kegatan urban farming dan apakah keberlanjuta urban farming berpengaruh terhadap eksistensi kegatan urban farming di Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep Kota Surabaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif analisis, dimana sampel dari penelitian ini berasal dari petani yang tergabung di dalam 4 kelompok tani di Kelurahan Made (Kelompok Tani Tani Jaya, Kelompok Tani Tani Mulyo, Kelompok Tani Sendang Biru dan Kelompok Tani Sumber Rezeki). Data yang dihimpun adalah data skala likert yang akan dianalisis dengan metode SEM-PLS menggunakan aplikasi SmartPLS 3. Hasil yang didapatkan dari analisis SEM-PLS adalah penelitian ini adalah hipotesis-1 (variabel informasi pasar berpengaruh terhadap eksistensi urban farming di Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep Kota Surabaya) yang ditolak, dimana nilai T-Statistik yang didapatkan adalah sebesar 1.918 dengan nilai koefisien jalur sebesar -0,201. Nilai T-Statistik tersebut lebih kecil dari nilai T- tabel (1,96), yang membuat hipotesis-1 ditolak. Berbeda halnya dengan hipotesis 2 dan 3 yang diterima, dimana kedua hipotesis tersebut memiliki nilai T-Statistik sebesar 2,721 dan 2,688. Hal tersebut membuat kedua hipotesis tersebut dapat diterima. Oleh karena itu berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama adalah variabel informasi pasar tidak memiliki pengaruh terhadap eksistensi kegiatan urban farming. Kesimpula kedua adalah variabel kebutuhan akan keberadaan memiliki pengaruh terhadap eksistensi kegiatan urban farming dan kesimpulan ketiga adalah keberlanjutan kegiatan urban farming memiliki pengaruh terhadap eksistensi kegiatan urban farming.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectUrban Farmingen_US
dc.titleFaktor-faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Urban Farming di Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep Kota Surabayaen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgribisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Rena Yunita Rahman SP., MSi.en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record