dc.description.abstract | Sungai Bedadung segmen perkotaan digunakan sebagai air baku Perusahaan Umum Daerah
Air Minum (PERUMDAM) dan juga berfungsi untuk irigasi pertanian. Sungai Bedadung di
bagian segmen perkotaan melalui Kecamatan Patrang, Sumbersari dan Kaliwates. Beban
pencemaran di Sungai Bedadung semakin meningkat seiring dengan banyaknya kegiatan
masyarakat. Selain dari limbah domestik, sumber pencemaran di Sungai Bedadung juga
berasal dari kegiatan pertanian (pupuk dan pestisida), kegiatan industri, pertumbuhan
penduduk, limbah organik, dan anorganik. Tujuan dari penelitian yaitu melakukan
identifikasi perilaku dan persepsi masyarakat wilayah perkotaan terhadap pencemaran air
Sungai Bedadung. Studi ini didasarkan kepada data primer yang dilakukan melalui survey
dan wawancara terhadap 400 responden dan data sekunder dari beberapa institusi. Survei
menunjukkan bahwa sebagian besar responden membuang sampah ke saluran-saluran air
dan langsung ke sungai. 75% responden sudah mempunyai WC dengan peresapan untuk
pembuangan tinja. Berdasarkan persepsi masyarakat, 58% menilai keadaan Sungai
Bedadung saat ini adalah tercemar, hanya 36% yang menyatakan kondisi baik, sedangkan
7% tidak tahu. Persepsi tersebut berdasarkan kondisi air Sungai Bedadung seperti
keberadaan sampah, kejernihan air serta bau air. Selain pengelolaan sampah dan sanitasi
yang kurang baik, keberadaan industri kecil di sekitar Sungai Bedadung juga memberikan
kontribusi terhadap kondisi lingkungan sungai. Guna menjaga kualitas lingkungan Sungai
Bedadung, masyarakat dan stakeholder terkait telah melakukan kegiatan pembersihan
sungai dari sampah secara kontinyu. Kajian awal ini diharapkan dapat menjadi informasi
awal dalam pengelolaan kualitas air sungai berbasis masyarakat secara berkelanjutan. | en_US |