| dc.description.abstract | Penggunaan diazinon secara ekstensif menimbulkan dampak buruk terutama bagi  pekerja di bidang agroindustri. Efek karsinogenik dan toksik diazinon pada organ terjadi melalui jalur stres oksidatif. Flavonoid kuersetin yang terkandung dalam kulit  bawang merah (Allium cepa L.) dapat menetralisir kondisi stres oksidatif, terlebih  turunan kuersetin, 2-(3,4-dihydroxybenzoyl)-2,4,6-trihydroxy-3(2H)-benzofuranone  (BZF), mempunyai efek antioksidan jauh lebih tinggi dibandingkan kuersetin. Studi  ini bertujuan mengetahui efek antioksidan ekstrak etanol kulit bawang merah  (EKBM) terhadap stres oksidatif pada tikus Wistar terpapar diazinon melalui  pengukuran kadar AOPP plasma dan memprediksi target protein BZF. Sebanyak 25  ekor tikus Wistar jantan dibagi dalam kelompok normal, kontrol, dan tiga kelompok  perlakuan. Diazinon per oral diberikan dengan dosis 40 mg/kgBB pada 7 hari  pertama, dilanjutkan EKBM dengan dosis 600, 900, dan 1200 mg/kgBB pada 7 hari  berikutnya. Kadar AOPP plasma diukur dengan metode kolorimetri Witko-Sarsat.  Analisis karakterisasi BZF dilakukan dengan pendekatan bioinformatika Swiss  Target Prediction. Kadar AOPP pada ketiga kelompok perlakuan secara signifikan  lebih rendah dibandingkan kelompok normal (p<0,05) dan antara dosis 600 mg/kg  BB dan 900 mg/kgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05).  Karakterisasi BZF menghasilkan prediksi target protein, yaitu pada Kanal Potasium  Kv1.3 (skor probabilitas >0,65) yang berperan dalam proses inhibisi reaksi oksidasi  protein. Sebagai kesimpulan, pada penelitian ini EKBM dengan dosis 600 mg/kgBB  paling efektif untuk menetralisir stres oksidatif akibat paparan diazinon yang  ditunjukkan dengan penurunan kadar AOPP plasma. BZF diprediksi memiliki target  protein dengan probabilitas tertinggi, yaitu pada Kanal Potasium Kv1.3. | en_US |