Analisis Model Epidemik SIR dengan Vaksinasi pada Kasus Penyebaran Penyakit Coronavirus Diseases 19 (Covid-19) di Kabupaten Jember
Abstract
Coronavirus Diseases 19 atau yang biasa disingkat Covid-19 merupakan
penyakit menular yang ditularkan dengan kontak fisik dengan penderita.
Penyebaran penyakit ini merupakan salah satu contoh yang dapat dimodelkan
menjadi suatu persamaan matematika. Model yang digunakan adalah model
epidemik SVIR. Model ini dikembangkan dengan membagi kompartemen
vaksinasi menjadi dua bagian yaitu kompartemen vaksinasi pertama (𝑉1) dan
kompartemen vaksinasi kedua (𝑉2). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelakuan dinamis penyebaran penyakit Covid-19 di Kabupaten
Jember menggunakan model epidemik SVIR.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama adalah
kajian pustaka model epidemik SVIR. Langkah kedua adalah mengumpulkan data
Covid-19 di Kabupaten Jember. Langkah ketiga adalah membangun asumsi dan
membuat model yang akan digunakan dalam penelitian ini. Langkah keempat
adalah estimasi parameter. Langkah kelima adalah menganalisis model yang
didapatkan dengan cara mencari titik ekuilibrium bebas penyakitnya kemudian
menganalisis kestabilannya. Langkah keenam adalah mencari nilai reproduksi
dasar (𝑅0). Langkah terakhir adalah mensimulasikan model yang diperoleh
menggunakan Maple 18.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model SVIR pada kasus penyebaran
penyakit Covid-19 di Kabupaten Jember yang mempunyai titik ekuilibrium bebas
penyakit di titik 𝐸0 = (𝑆, 𝑉1, 𝑉2, 𝐼, 𝑅) = (2519255, 10194, 4482, 0, 32669).
Kompartemen 𝑆, 𝑉1, 𝑉2, 𝐼, dan 𝑅 berturut-turut stabil pada hari ke 505, 97, 116,
134, dan 640. Bilangan reproduksi dasar yang diperoleh sebesar 𝑅0 =
0.7181131264 yang artinya infeksi Covid-19 di Kabupaten Jember akan hilang seiring waktu (potensi menularnya hampir tidak terjadi atau sangat kecil). Dengan
memvariasikan proporsi individu vaksinasi pertama (𝑘), diperoleh bahwa semakin
besar nilai 𝑘 maka bilangan reproduksi dasar yang didapatkan semakin kecil,
penyakit lebih cepat menghilang, jumlah populasi rentan semakin menurun dan
populasi kebal penyakit semakin banyak.