Branding Program Disabilitas PPDi Kabupaten Situbondo Melalui Film Dokumenter
Abstract
Situbondo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Berada di jalur
pantai utara ujung timur pulau Jawa. Umum dikenal dalam pelajaran sejarah Jalan
Raya Pos Deandels di masa kolonial, dari Anyer berakhir di Panarukan (Situbondo)
(lihat Arifin, 2008: 148). Masyarakatnya beretnis Madura dan Jawa. Kota Santri dan
Bumi Salawat Nariyah adalah slogan yang dijadikan identitas daerah. Melihat di
Situbondo banyak terdapat pesantren, sehingga masyarakatnya diidentikkan sebagai
daerah yang bernafas keislaman (lihat Hidayatullah, 2017: 17-18).
Pada tahun 2018 Kabupaten Situbondo mendapatkan penghargaan sebagai
kota ramah disabilatas. Ditandai dengan diraihnya penghargaan Good Practices
Awards (OS Ayo Inklusif 2018) oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, dalam
acara Penganugerahan Otonomi Awards (OA) dan Kompetisi Inovasi Pelayanan
Publik (Kovablik) Propinsi Jawa Timur.1
Capaian penghargaan tersebut tentunya
tidak datang begitu saja, namun melalui program kerja sama antara pemerintah dan
komunitas disabilitas yang telah dilakukan sejak lama. Pemkab Situbondo mulai
berinovasi menuju Situbondo Inklusi Terintegritas (SINERGI) itu dimulai sejak
sebelum tahun 2014. Mewujudkan Situbondo sebagai kota yang inklusif bukan
pekerjaan yang mudah, karena dahulu situasi kelompok difabel masih dianggap tabu
dan tersingkirkan. Menurut Bupati, “bahkan hampir semua anggota dan warga sekitar
Puskesmas tidak memiliki pengetahuan tentang difabel. Hanya ada dua sekolah luar
biasa (SLB) untuk difabel yaitu di Kecamatan Kota dan Besuki, itupun tidak
representatif”.2
Perlu diketahui
Collections
- LSP-The Research [167]