Efektivitas Ekstrak Kulit Bawang Merah Dalam Mencegah Peningkatan Bun dan Sk Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Parasetamol
Abstract
Parasetamol merupakan salah satu obat yang dapat dibeli secara bebas oleh masyarakat, oleh karena itu penggunaan parasetamol oleh masyarakat cukup tinggi. Parasetamol dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan dan akan menyebabkan kerusakan organ terutama ginjal. Kerusakan ginjal yang ditimbulkan akibat stress oksidatif membuat tubulus ginjal nekrosis dan menyumbat tubulus sehingga Blood Urea Nitrogen (BUN) dan Serum Creatinine (SK) kembali ke dalam darah. Stress oksidatif merupakan hasil dari ketidak seimbangan antara kadar radikal bebas dan antioksidan. Antioksidan dapat menurunkan radikal bebas yang berlebihan. Bawang merah merupakan bahan alam yang sering digunakan dan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, namun kulit bawang merah seringkali dibuang dan menjadi limbah. Pada penelitian sebelumnya, bawang merah terbukti memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan umbi bawang merah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit bawang merah (EKBM) dalam mencegah peningkatan BUN dan SK tikus wistar jantan yang di induksi parasetamol. Jenis penelitian ini yaitu true experimental dengan rancangan post test only control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Penelitian ini melibatkan 28 ekor tikus yang dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal (K0), kelompok parasetamol (K1), dan 5 kelompok dengan dosis berbeda yaitu, P1(150 mg/kgBB), P2 (300 mg/kgBB), P3 (600 mg/kgBB), P4 (1200 mg/kgBB), dan P5 (2400 mg/kgBB). Dosis efektif maksimal EKBM didapatkan pada BUN sebesar 1651 mg/kgBB dan SK sebesar 1.653,06 mg/kgBB.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]