Hubungan antara Kesejahteraan Spiritual dan Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Kronis Di Poli Penyakit Dalam RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang tidak hanya
menimbulkan masalah fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek psikologis
terutama adanya komplikasi yang terjadi. Adanya hal tersebut dapat menimbulkan
perasaan negatif yang dapat mengubah pola perilaku dan kemampuan pasien
untuk manajemen diri sehingga berdampak pada kualitas hidup. Oleh karena itu,
dibutuhkan strategi koping seperti spiritualitas sebagai sumber kekuatan untuk
menumbuhkan makna hidup, harapan, dan tujuan hidup sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pada pasien DM Tipe 2 dengan komplikasi kronis
dalam menghadapi berbagai masalah penyakit yang dialami. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kesejahteraan spiritual dan kualitas
hidup pada pasien DM Tipe 2 dengan komplikasi kronis di Poli Penyakit Dalam
RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross-sectional study. Pengambilan sampel menggunakan metode
non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling yang melibatkan 46
pasien DM Tipe 2 dengan komplikasi kronis. Penelitian dilakukan di Poli
Penyakit Dalam RSD dr. Soebandi Jember. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner Spiritual Well-being Scale (SWBS) dan kuesioner
Diabetes Quality of life (DQOL). Analisa data dilakukan dengan analisa data
univariat dan bivariat. Analisa univariat untuk data kategorik yang meliputi : jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, komplikasi kronis, dan
kuesioner kesejahteraan spiritual ditujukkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
persentase. Data numerik meliputi: umur, lama menderita DM tipe 2, dan
kuesioner kualitas hidup ditunjukan bentuk mean, median, standar devisiansi
(SD), nilai minimum dan maksimum. Analisa bivariat menggunakan uji korelasi
spearman-rank.
Hasil penelitian menunjukan tingkat kesejahteraan spiritual tinggi yaitu
sebanyak 29 orang (63%). Indikator tertinggi yaitu religious well-being dengan
kategori tinggi sebanyak 33 orang (71,7%) dan eksistensial well-being dengan
kategori tinggi sebanyak 32 orang (69,6%). Kualitas hidup menunjukan nilai
rerata 46,35 dengan standar deviasi 5,535 dan indikator tertinggi yaitu dampak
penyakit dengan nilai rerata 3,978. Analisa data menggunakan Spearman
Correlation Test menunjukan (p value = 0,024, r = 0,333) yang berarti adanya
hubungan positif berkekuatan lemah antara kesejahteraan spiritual dengan kulitas
hidup pada pasien DM Tipe 2 disertai komplikasi kronis di Poli Penyakit Dalam
RSD dr.Soebandi Jember. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi
kesejahteraan spiritual maka semakin tinggi pula kualitas hidup pada pasien DM
Tipe 2 dengan komplikasi kronis.
Kesejahteraan spiritual merujuk pada kemampuan seseorang dalam
menjalin hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Dimana adanya hubungan dapat memberikan dampak yang baik bagi seseorang
terutama bagi penderita dengan penyakit kronis seperti DM Tipe 2. Pasien fokus
pada aspek spiritualitas ketika dihadapkan pada penyakit kronis dan menganggap
bahwa penyakit yang dialaminnya datang dari Tuhan dan tidak terlepas dari
adanya campur tangan Tuhan. Dampak baik dari kesejahteraan spriitual yaitu
menemukan makna dan tujuan hidup sehingga mempengaruhi kualitas hidup.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup pada pasien DM Tipe 2 dengan
komplikasi kronis di Poli Penyakit Dalam RSD dr. Soebandi Jember. Dimana
hubungan tersebut menunjukan bahwa kesejahteraan spiritual menjadi salah satu
hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Sebagai perawat diharapkan dapat
memberikan asuhan keperawatan bersifat holistik khususnya pada aspek spiritual,
dengan demikian harapannya adalah berdampak pada kualitas hidup yang lebih
baik dalam menghadapi penyakit.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]