Analisis Nilai-nilai Karakter pada Media Animasi "KIKO" (dalam Tinjauan untuk Anak Sekolah Dasar)
Abstract
Munculnya permasalahan pada bidang pendidikan di Indonesia telah diatasi
dengan dilakukannya perubahan pada kurikulum, hal tersebut berfungsi
mempersiapkan siswa dalam menghadapi permasalahan di masyarakat. Langkah
tersebut dilakukan agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik dari siswa. Hasil
tersebut bisa diketahui melalui karakter yang diterapkan oleh siswa saat berada di
luar lingkungan sekolah. Karakter positif yang dilakukan siswa akan memperoleh
pengakuan yang positif pula dari masyarakat begitu pula sebaliknya. Salah satu cara
memberikan pendidikan karakter di sekolah dengan menggunakan media
pembelajaran, misalnya menggunakan video animasi Kiko. Penyajian cerita yang
berbeda-beda pada setiap episodenya sangat menarik untuk diikuti. Selain itu
melalui animasi ini juga penonton juga memperoleh pesan-pesan yang dapat
diambil. Oleh karena itu, secara tidak langsung juga memberikan pendidikan
karakter yang bermanfaat pada semua kegiatan. Namun ada kalanya siswa
cenderung hanya menonton saja tanpa memperoleh pengetahuan dari menonton
animasi Kiko. Apabila siswa dapat memperoleh pengetahuan tersebut, siswa dapat
membedakan mana yang seharusnya ditiru dan mana yang seharusnya tidak ditiru.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai karakter-karakter pada animasi
“Kiko” agar anak dapat memperoleh pengetahuan dan dapat meniru perilaku yang
baik dalam animasi Kiko.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang
terdapat pada media animasi “Kiko” (dalam tinjauan untuk anak sekolah dasar).
Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan bentuk deskriptif. Objek penelitian dalam penelitian yaitu video
animasi “Kiko” yang terdiri dari 5 episode pada musim ketiga yang telah diunduh
dari youtube. Sumber data diambil dari dialog antar tokoh dalam video dan perilaku tokoh dalam video animasi selanjutnya dianalisis dengan 5 nilai karakter antara lain
nilai religius, nilai nasionalisme, nilai integritas, nilai mandiri dan nilai gotong-
royong. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi. Teknik analisis
data yang digunakan menggunakan analisis data Miles dan Huberman. Aktivitas
dalam analisis data terdiri dari tiga tahap yaitu tahap reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada 5 episode animasi
“Kiko” yang diantarnya episode 6 (Biarkan Bebas?), 8 (Survival), 11 (Time
Capsule), 19 (1,2,3 Action) dan 23 (Lola Bakery). Diperoleh temuan-temuan nilai-
nilai karakter yang diantaranya nilai religius, subnilai karakter cinta damai
ditemukan sebanyak 3, 2 nilai persahabatan, 1 nilai teguh pendirian dan 1 nilai
mencintai lingkungan. Nilai karakter yang kedua yaitu nilai nasionalisme, subnilai
karakter rela berkorban ditemukan sebanyak 1. Nilai karakter yang ketiga nilai
integritas, subnilai karakter adil ditemukan sebanyak 1 dan 1 nilai cinta kebenaran.
Nilai yang keempat yaitu nilai mandiri, subnilai daya juang ditemukan sebanyak 2,
4 nilai kreatif, 1 nilai tangguh, 1 nilai keberanian dan 1 nilai profesional. Nilai
karakter yang terakhir yaitu nilai gotong-royong, subnilai karakter komitmen atas
keputusan bersama ditemukan sebanyak 3, 4 nilai kerja sama, 1 nilai musyawarah
mufakat, 4 nilai menghargai, 2 nilai anti diskriminasi, 1 nilai anti kekerasan, 3 nilai
solidaritas, 6 nilai tolong menolong, dan 7 nilai empati.
Kesimpulkan dalam penelitian ini yaitu nilai gotong-royong merupakan
nilai karakter yang paling banyak ditemukan, sedangkan nilai nasionalisme
merupakan nilai yang paling sedikit ditemukan. Penemuan nilai-nilai karakter pada
video animasi “Kiko” mengindikasikan bahwa terdapat nilai-nilai karakter di
dalamnya. Karakter-karakter tersebut dapat diajarkan dalam pembelajaran di
sekolah dasar. Bertambahnya pengetahuan akan nilai-nilai karakter pada animasi
“Kiko” akan membuat siswa menjadi lebih peka dalam mengindikasi nilai-nilai
karakter di dalamnya. Sekaligus dapat membantu siswa membedakan perilaku
mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak boleh ditiru.