Uji Antelmintik serta Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Suplir (Adiantum raddianum) dan Jelutong Pipit (Kibatalia arborea) terhadap Caenorhabditis elegans
Abstract
Infeksi cacing (helmintiasis) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit yang menginfeksi manusia. Pada tahun 2020, dilaporkan oleh World Health Organization bahwa cacing menjadi penyebab infeksi pada lebih dari 1,5 miliar individu secara global. Penggunaan antelmintik untuk mengatasi infeksi cacing banyak dilaporkan mengalami resistensi pada hewan dan manusia, sehingga mendorong pencarian agen antelmintik alternatif dengan pemanfaatan bahan alam.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan uji antelmintik dengan metode mikrodilusi dan skrining fitokimia dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada ekstrak metanol daun Suplir (Adiantum raddianum C. Presl.) dan Jelutong Pipit (Kibatalia arborea (Blume) G. Don.) terhadap Caenorhabditis elegans. Ekstraksi dilakukan dengan metode sonikasi menggunakan pelarut metanol. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan senyawa alkaloid, polifenol, flavonoid, dan terpenoid yang diketahui dapat memberikan aktivitas antelmintik. Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan pemberian reagen penampak noda yang spesifik. Hasil uji antelmintik dilaporkan dalam persentase mortalitas cacing dengan kontrol negatif berupa DMSO 2% dan kontrol positif Ivermektin 10 µg/mL.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Suplir mengandung senyawa golongan polifenol, flavonoid, dan terpenoid. Sedangkan ekstrak metanol daun Jelutong Pipit mengandung senyawa golongan alkaloid, polifenol, flavonoid, dan terpenoid. Hasil uji antelmintik ekstrak metanol daun Suplir dan daun Jelutong Pipit dengan konsentrasi 500 µg/mL menunjukkan bahwa kedua ekstrak memiliki aktivitas antelmintik terhadap cacing Caenorhabditis elegans dengan persentase mortalitas masing-masing sebesar 14,941% ± 2,059 dan 15,134% ± 1,993.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]