dc.description.abstract | Skripsi ini menelaah perkembangan diplomasi budaya Indonesia melalui
batik. Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui perubahan diplomasi budaya
Indonesia melalui batik setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda
(WBTB) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (United Nations on Educational, Scientific,
and Cultural Organization, UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, dengan sumber data
berupa buku (cetak dan elektronik), artikel ilmiah, laporan, konvensi
internasional, dan artikel dari laman resmi pemerintah. Teknik analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dipaparkan untuk mendapatkan
gambaran mengenai upaya diplomasi budaya Indonesia melalui batik.Selain itu,
skripsi ini menggunakan konsep diplomasi budaya dalam konteks baru dan
konsep Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diplomasi budaya Indonesia melalui
batik sejauh ini lebih didominasi oleh upaya memperkenalkan batik sebagai
komoditas. Namun setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda
(WBTB) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (United Nations on Educational, Scientific,
and Cultural Organization, UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009, tampaknya
diplomasi budaya Indonesia mulai mengalami perubahan.Temuan riset ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan diplomasi budaya Indonesia setelah
batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Batik sejauh ini
menjadi komoditas ekspor Indonesia. Namun kemudian Pemerintah Indonesia
mulai memperkenalkan batik secara non bendawi. Setelah batik diakui sebagai
Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,
dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (United Nations on
Educational, Scientific, and Cultural Organization, UNESCO) pada tanggal 2
Oktober 2009, pemerintah melakukan perluasan diplomasi budaya melalui batik
dari komoditas ke nilai-nilai. Artinya, Indonesia dapat membangun identitas
melalui ide, nilai, dan pengetahuan yang ada pada batik. Batik secara kebendaan
maupun non kebendaan telah memperkuat nation brand Indonesia di mata dunia. | en_US |
dc.description.sponsorship | Agus Trihartono, S.Sos., MA., Ph.D (Dosen Pembimbing)
Adhiningasih Prabhawati, S.Sos., M.Si. (Dosen Pembimbing) | en_US |