Show simple item record

dc.contributor.authorALKATIRI, Shalsabiila
dc.date.accessioned2022-10-10T12:32:06Z
dc.date.available2022-10-10T12:32:06Z
dc.date.issued2021-04-12
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109993
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 10 Oktober 2022en_US
dc.description.abstractMenurut WHO dalam buku Global Tuberculosis Repo rt 2020 menyatakan bahwa 44% kasus infeksi TB terjadi di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia (8,5%). Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, diperkirakan jumlah terduga kasus TB paru di Indonesia mencapai 3.414.150 kasus dengan estimasi 663 kasus per 100.000 penduduk. Berdasarkan data laporan TB Kabupaten Nganjuk selama 2019 telah terjadi 1.001 kasus dengan temuan tertinggi 90 kasus (8%) terjadi di wilayah kerja Puskesmas Prambon. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara status merokok keluarga dan kondisi fisik rumah dengan kejadian TB paru. WHO menyatakan infeksi TB lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat padat penduduk dan berpenghasilan rendah. Beberapa dampak kemiskinan diantaranya gizi buruk, kondisi tempat tinggal padat penduduk, ventilasi udara dan kebiasaan higiene buruk serta kebiasaan merokok. Oleh karenanya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status merokok keluarga dan kondisi fisik rumah dengan kejadian TB paru pada kelompok masyarakat ekonomi pra-sejahtera di wilayah kerja Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional menggunakan desain case-control. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 responden dengan riwayat TB paru dan 40 responden tanpa riwayat TB paru dengan metode pengambilan sampel secara simple random sampling. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian TB paru pada kelompok masyarakat ekonomi prasejahtera. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan rata-rata pendapatan keluarga), status merokok keluarga (status merokok keluarga, status merokok pribadi, jumlah perokok anggota keluarga, lama merokok, konsumsi rokok perhari, keadaan jendela rumah saat merokok, lokasi merokok, jadwal merokok perminggu, biaya konsumsi rokok perhari dan status merokok saat sakit) dan kondisi fisik rumah (lama tinggal hunian, suhu, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian, luas ventilasi, jenis lantai dan jenis dinding). Teknik pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan observasi pengukuran langsung pada masing-masing hunian responden kelompok kasus dan kontrol berdasarkan rekap data rekam medis yang dijaga kerahasiaannya. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square membaca nilai p-value, OR dan 95% CI, sedangkan analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik berganda menggunakan metode enter. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari keseluruhan 11 variabel, ada 8 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian TB paru pada kelompok masyarakat ekonomi pra-sejahtera. Variabel tersebut yakni jenis kelamin, usia, status merokok pribadi, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, jenis lantai dan jenis dinding rumah. Pada analisis multivariat, variabel status merokok keluarga dengan kejadian TB paru tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Hubungan bermakna pada analisis multivariat terjadi pada variabel usia, status merokok pribadi, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi dan jenis dinding ruangan rumah. Variabel konfounding dalam penelitian ini adalah jenis lantai dan rata-rata pendapatan keluarga. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai status merokok keluarga dan kondisi fisik rumah dengan kejadian TB paru pada kelompok masyarakat ekonomi pra-sejahtera dengan menambahkan beberapa variabel luar yang belum detiliti sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih spesifik dan maksimal. Bagi Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk diharapkan mampu memberikan edukasi lebih mengenai perbaikan kondisi fisik rumah yang sesuai dengan kriteria kesehatan. Beberapa upaya perubahan sederhana dapat dilakukan seperti penambahan lubang ventilasi, pembersihan dinding dan lantai sehingga akan mempengaruhi intensitas pencahyaan yang cukup dan mengurangi tingkat kelembaban yang tinggi.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Yunus Ariyanto, S.KM., M.Kes. Dosen Pembimbing Anggota : Arina Mufida Ersanti, S.KM., M.Epid.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahan Alamen_US
dc.subjectStatus Merokoken_US
dc.subjectTuberkulosis Paruen_US
dc.subjectMasyarakat Ekonomi PraSejahteraen_US
dc.titleHubungan Status Merokok Keluarga dan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Kelompok Masyarakat Ekonomi Pra-Sejahtera (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record