Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Biji Kopi Hijau Robusta (Coffea Canephora) terhadap Tikus Wistar
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan di Indonesia. Kementerian
Pertanian Republik Indonesia menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara
penghasil kopi keempat terbesar di dunia dengan perkiraan konsumsi kopi yang
terus meningkat tiap tahunnya. Kopi sendiri, berdasarkan proses pengolahannya,
dibagi menjadi dua yaitu kopi hitam dan kopi hijau. Kopi hijau merupakan kopi
yang belum mengalami pemanggangan seperti kopi hitam yang lebih dikenal
secara luas pada masyarakat. Kopi hijau belakangan banyak dikenal di masyarakat
khususnya sebagai produk penurun berat badan terkait dengan kandungan asam
klorogenatnya. Di samping itu, uji toksisitas akut merupakan uji yang penting
dilakukan terkait dengan keamanan suatu bahan/sediaan. Maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti ilmiah terkait keamanan dari
konsumsi kopi hijau yang dilakukan dengan melihat ketoksikan akut ekstrak
etanol biji kopi hijau Robusta berdasarkan nilai LD50 dan pengaruh ekstrak etanol
biji kopi hijau terhadap berat badan, asupan pakan minum, serta fungsi hati tikus
yang dilihat dari nilai SGOT dan SGPT, serta gross morfologi dan berat organ
relatif hati tikus uji.
Uji toksisitas akut dilakukan berdasarkan pedoman OECD 423. Sejumlah
12 tikus uji galur Wistar betina digunakan, masing-masing 3 tikus uji untuk
kelompok kontrol dengan CMC-Na 1%, kelompok perlakuan ekstrak biji etanol
kopi hijau dosis awal yaitu 2000 mg/kg BB, kelompok pengulangan dosis 2000
mg/kg BB, dan kelompok dosis 5000 mg/kg BB. Perlakuan diberikan secara
peroral setelah sebelumnya dipuasakan selama ±14 jam. Perilaku tikus uji, gejala
toksisitas, serta kematian diamati selama 14 hari. Berat badan dan asupan pakan
masing-masing tikus uji diukur setiap hari. Pada hari pertama, hari ke-7, dan hari
ke-14 dilakukan uji biokimia darah (SGOT dan SGPT) dari tikus uji. Pada hari ke14 tikus dikorbankan untuk kemudian diambil organ hati untuk dilihat secara
makroskopik serta diukur bobotnya. Nilai LD50 kemudian diklasifikasikan
berdasarkan BPOM dan GHS (Harmonised Classification System). Parameter
lainnya diuji secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney dan independent ttest untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan dosis 2000 mg/kg BB.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai LD50 ekstrak biji kopi hijau Robusta
berada pada rentang dosis 2000 mg/kg BB – 5000 mg/kg BB. Nilai ini
dikategorikan toksik ringan berdasarkan BPOM dan masuk kategori 5 dalam
klasifikasi GHS. Ekstrak biji kopi hijau menurunkan berat badan pada 24 jam
setelah pemberian dosis 2000 mg/kg BB, walau tidak adanya perbedaan yang
signifikan dibandingkan kontrol, dengan tidak adanya pengaruh terhadap asupan
pakan dan minum tikus uji. Selain itu, ekstrak etanol biji kopi hijau pada dosis
2000 mg/kg secara akut tidak memberikan efek merugikan pada hati tikus uji yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan dari nilai
SGOT, SGPT, serta berat organ relatif hati antara kelompok kontrol dan
kelompok ekstrak biji kopi hijau dosis 2000 mg/kg BB, dan juga gross morfologi
organ hati pada tikus perlakuan dosis 2000 mg/kg BB yang tidak menunjukkan
abnormalitas
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]