Uji Antihiperalgesia Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) pada Mencit Nyeri Kronis yang Diinduksi Completed Freund’s Adjuvant (CFA)
Abstract
Indonesia merupakan salah satu dari tiga besar negara penghasil kakao
(Theobroma cacao L.) terbanyak di dunia. Luas perkebunan kakao Indonesia pada
tahun 2019 adalah 1,59 juta hektar dengan produksi biji mencapai 774,2 ribu ton.
Akan tetapi, produksi kakao yang besar tersebut menghasilkan produk samping
berupa kulit buah yang besar pula. Setiap ton biji kakao kering dapat
merepresentasikan sepuluh ton kulit buah basah. Banyaknya kulit buah kakao
yang ada belum diimbangi dengan pemanfaatan yang cukup.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, kakao dilaporkan memiliki kandungan
flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan anggur dan teh. Menariknya, kandungan
senyawa fenolik pada kulit buah kakao ditemukan lebih tinggi dibandingkan pada
biji dan kulit biji. Kulit buah kakao mengandung senyawa flavonoid seperti
katekin, epikatekin, dan prosianidin serta stilbenoid berupa resveratrol. Senyawasenyawa tersebut dilaporkan dapat menghambat berbagai mediator dan sitokin
inflamasi seperti prostaglandin, Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-α),
interleukin (IL)-6, dan IL-1. Peningkatan kadar mediator dan sitokin tersebut
berperan pada proses fisiologis terjadinya hiperalgesia dan inflamasi. Terapi nyeri
yang tersedia saat ini berisiko menimbulkan permasalahan seperti penyalahgunaan
obat dan efek samping yang cukup signifikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak etanol kulit buah kakao terhadap mencit nyeri kronis yang disebabkan
karena induksi Completed Freund’s Adjuvant (CFA) secara intraplantar.
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanjangan waktu latensi
yang diukur menggunakan hot/cold plate bersuhu 50±0,5 °C dan penghambatan
edema yang didapat melalui pengukuran tebal plantar mencit menggunakan
jangka sorong. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor mencit
yang terbagi menjadi 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal/sham (CMCNa 1%), kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), kelompok kontrol positif
(Gabapentin 100 mg/kgBB), serta kelompok ekstrak dosis 250 mg/kg BB, 500
mg/kgBB, dan 750 mg/kgBB. Sebelum diinjeksi, mencit diukur waktu latensi dan
tebal plantarnya untuk digunakan sebagai data baseline. Mencit kemudian dibagi
menjadi kelompok sham yang diinjeksi dengan normal saline 40 μl dan kelompok
CFA yang diinjeksi menggunakan 40 μl CFA. Selanjutnya, waktu latensi dan
tebal plantar mencit diukur secara berkala pada hari ke 1, 3, 5, 7, 8, 10, 12, dan
14. Perlakuan diberikan secara oral mulai hari ke-7 hingga hari ke 14. Data hasil
pengukuran waktu latensi dan tebal plantar hari ke-1, 3, 5 dan 7 dianalisis dengan
independent t-test sedangkan data hari 14 digunakan untuk menghitung persentase
antihiperalgesia dan penghambatan edema yang selanjutnya dianalisis dengan
one-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc LSD.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]