Faktor Risiko Kejadian Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB) di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Multidrug resistant obat (MDR TB) adalah salah satu jenis resistensi
bakteri tuberkulosis yang berbahaya karena pada dasarnya pasien dengan MDR
TB akan resisten terhadap minimal dua obat anti TB lini pertama, yaitu Isoniazid
dan Rifampisin yang merupakan dua obat paling ampuh untuk penanganan TB.
Jumlah kasus MDR TB di Jember mengalami peningkatan setiap tahunnya,
utamanya di Rumah Sakit X yang merupakan sub rujukan pasien MDR TB
mengalami peningkatan yaitu sebesar 85 kasus baru pada tahun 2019. Adanya
peningkatan kasus covid 19, maka pasien MDR TB dilimpahkan ke RSD dr.
Daerah Jember. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan MDR TB di RSD
dr Soebandi Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian obeservasional analitik dengan
pendekatan case control. Penelitian ini dilakukan di RS X dan RSD dr. Soebandi
Jember 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TB dan MDR TB di RS
X dan RSD. Dr. Soebandi pada Tahun 2019 sebanyak 114 responden. Pemilihan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji univariat. Bivariat (chi-square),
dan multivariat (logistic regression) dengan ɑ=0,05 (5%).
Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar
penderita MDR TB adalah laki-laki (55,3%), berusia < 45 tahun (64,0%),
berpendidikan rendah (70,2%), pengetahuan rendah (68,4), bekerja (64,9%),
motivasi baik (73,7%), memiliki kepatuhan berobat kurang baik (64,0%). Jarak
pelayanan kesehatan mudah (76,3%), status penyuluhan kesehatan baik (70,2%),
memiliki PMO (73,7%) dan sebagian besar dukungan keluarga baik (79,8%). Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara ( usia p=0,032, jenis kelamin p=0,038, pendidikan p=0,041), pengetahuan
p=0,044, pekerjaan p=0,019, motivasi p=0,033, keteraturan minum obat
p=0,032, penyuluhan kesehatan p=0,041, akses pelayanan kesehatan p=0,047,
PMO p=0,033, dukungan keluarga p=0,036) dengan kejadian MDR TB di Rumah
Sakit X Jember.
Responden berisiko MDR TB (usia<45 tahun OR=2,348, laki-laki
OR=2,206, pendidikan terakhir rendah OR=2,357, pengetahuan rendah
OR=2,290, bekerja OR=2,576, motivasi kurang baik OR=2,541, keteraturan
minum obat kurang baik=2,348, penyuluhan kesehatan kurang baik OR=2,357,
akses pelayanan kesehatan sulit OR=2,462, tidak ada PMO OR=2,541, dukungan
keluarga kurang baik OR= 2,787). faktor yang paling berpengaruh terhadap
kejadian MDR TB adalah dukungan keluarga, hal ini dikarenakan dukungan
keluarga dapat memberikan rasa percaya diri dalam mempertahankan
kesehatannya agar tidak terjadi kegagalan pengobatan sehingga menyebabkan
MDR TB.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah memberikan
dukungan keluarga keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita TB
maupun MDR TB, selalu mengingatkan dan memotivasi pasien untuk minum obat
secara teratur serta meluangkan waktu untuk mengantarkan pasien berobat,
memperhatikan ketaatan minum obat secara rutin untuk mengurangi resiko
terjadinya Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB), memberikan penyuluhan
secara aktif kepada pasien TB dan keluarga baik individual maupun kelompok
menggunakan metode dan media penyuluhan yang mudah dipahami oleh sasaran,
mengadakan pelatihan khusus untuk PMO di Rumah Sakit secara rutin untuk
meningkatkan motivasi PMO agar kinerjanya lebih maksimal sehingga tercapai
hasil yang optimal, Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor serta
jejaring kemitraan untuk meningkatkan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
MDR TB, Melakukan penelitian kuantitatif menggunakan data primer dengan
metode case control terkait faktor risiko MDR TB yaitu faktor lingkungan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]