Peramalan Jumlah Akseptor Baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP pada Wanita Menikah di Kabupaten Jember Menggunakan Analisis Time Series
Abstract
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan program yang dicanangkan
pemerintah sebagai bentuk respon dari pertumbuhan penduduk yang pesat. Salah satu
ruang lingkup dari KB adalah penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan alat
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebagai langkah paling efektif dalam
menurunkan TFR masih jauh di bawah penggunaan non-MKJP sedangkan angka
unmet need masih tinggi berdasar data SDKI 2017 yaitu sebesar 20,6%. Penggunaan
MKJP di Kabupaten Jember dari tahun 2013 hingga tahun 2018 mengalami
penurunan yaitu dari 26,22% menjadi 22,68%. Jumlah akseptor KB terutama MKJP
dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah faktor sosial ekonomi. Tren
penggunaan MKJP dapat diketahui melalui pola dari data time series yang
dikeluarkan tiap bulan. Data time series juga dapat memperkirakan jumlah akseptor di
masa datang dengan memperhatikan data di tahun sebelumnya. Salah satu metode
peramalan time series adalah ARIMA yang dapat meramalkan semua jenis data time
series walau prosesnya data harus distasionerkan dahulu. Hasil dari peramalan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan program KB di Kabupaten
Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian dilaksanakan hingga bulan Desember 2020 menggunakan data
aktual akseptor baru KB MKJP tahun 2012-2019 di Kabupaten Jember. Unit analisis
penelitian sebanyak 96 data jumlah akseptor baru KB MKJP pada wanita tiap bulan.
Teknik analisis data menggunakan uji korelasi untuk mengidentifikasi faktor yang
berhubungan dengan jumlah akseptor baru MKJP dan uji ARIMA untuk proses
peramalan data selama 5 tahun ke depan. Variabel yang diteliti terdiri dari Indeks
Pembangunan Gender, persentase penduduk perkotaan, persentase wanita menikah
usia 30-49 tahun, persentase penduduk wanita berdasar status pekerjaan, pendapatan
per kapita, dan jumlah akseptor baru KB MKJP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi yang berhubungan
dengan jumlah akseptor baru MKJP adalah faktor persentase penduduk perkotaan
(r=-0,7127), persentase wanita menikah dengan umur >30 tahun (r=0,9157), dan
pendapatan per kapita (r=-0,7346) . Tren akseptor baru KB metode IUD tahun 2020-2024
mengalami naik turun dengan model ARIMA (11,1,2) dan nilai titik peramalan cenderung
berada pada angka 200 hingga 300. Tren akseptor baru KB metode implan tahun 2020-
2024 cenderung konstan dengan model ARIMA(0,0,8) dan memiliki nilai titik peramalan
paling besar daripada metode MKJP lainnya. Tren akseptor baru KB metode MOW tahun
2020-2024 cenderung naik lalu konstan dengan model ARIMA(0,0,12) dan nilai titik
peramalan paling kecil daripada metode MKJP lainnya. Perlu peningkatan penyebaran
informasi yang akurat dan memperjelas isu seputar IUD, peningkatan sosialisasi
mengenai implan dan persiapan finansial dan tenaga medis sebagai respon dari perkiraan
penggunaan MOW yang meningkat.
Pemerintah Kabupaten Jember diharapkan dapat melakukan pemerataan distribusi
industri terutama penyedia layanan kontrasepsi. Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember juga diharapkan dapat
lebih memprioritaskan PUS >30 tahun yang telah memiliki anak untuk menggunakan
MKJP daripada non-MKJP untuk membatasi jumlah anak yang dimiliki dan mengurangi
risiko kesehatan akibat penggunan non-MKJP, meningkatkan sosialisasi mengenai
pentingnya menjarangkan kehamilan dan membatasi jumlah anak pada masyarakat
dengan ekonomi lebih tinggi, meningkatkan sosialisasi dan konseling mengenai implan
dan IUD untuk menjaring akseptor baru, dan perlu mempersiapkan finansial dan tenaga
medis untuk menghadapi tren MOW yang akan meningkat. Saran untuk peneliti
selanjutnya adalah melakukan peramalan dengan metode lainnya seperti metode asosiatif
dengan memperhatikan faktor yang berhubungan dengan jumlah penggunaan MKJP.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]