Proses Berpikir Siswa Level Deduksi Informal Dalam Menyelesaikan Permasalahan Luas Permukaan Limas dan Prisma Berdasarkan Tahapan Polya di SMPN 3 Jember
Abstract
Berpikir merupakan proses alami individu dalam menyelesaikan segala
permasalahan dalam kehidupan. Geometri merupakan cabang ilmu matematika
yang memiliki banyak permasalahan sehingga perlu dipecahkan dalam matematika.
Salah satu bagian penting dalam geometri yaitu bangun ruang. Bangun ruang terdiri
atas prisma dan limas. Materi luas permukaan bangun ruang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam memahami sifat-sifat bangun geometri,
kemampuan menghubungkan sifat-sifat bangun, dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah. Kemampuan berpikir siswa dalam bidang geometri dapat
ditinjau dari teori Van Hiele, dimana karakteristik siswa level deduksi informal
atau level 2 yaitu memiliki kemampuan mengenali ciri-ciri pembentuk konsep atau
bangun geometri, serta dapat menghubungkan dan mengaitkan antar ciri-ciri
pembentuk konsep tersebut dalam pemecahan masalah. Proses berpikir yang
digunakan adalah proses berpikir menurut Piaget, dimana siswa mengalami
disequilibrium, asimilasi, akomodasi, hingga mencapai equilibrium.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses berpikir siswa level
deduksi informal dalam menyelesaikan permasalahan luas permukaan limas dan
prisma berdasarkan langkah-langkah Polya. Pengidentifikasian proses berpikir
siswa dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah oleh
Polya (1973) yang dikaitkan dengan konsep berpikir berdasarkan deskriptor Van
Hiele. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Jember. Subjek dalam penelitian ini terdiri atas
3 siswa level deduksi informal, dimana 2 siswa dari kelas IX, dan 1 siswa dari kelas
VIII. Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes
dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal penyelesaian
permasalahan luas permukaan limas dan prisma, pedoman wawancara, dan lembar validasi. Penentuan subjek penelitian yaitu siswa level deduksi informal
menggunakan instrumen yang sudah valid yaitu 25 soal pilihan ganda tes level
kemampuan berpikir siswa dalam geometri yang dikutip dari Sunardi (2000),
sedangkan untuk mengetahui proses berpikir siswa level deduksi informal
digunakan dua soal tes luas permukaan limas dan prisma.
Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 17 Desember 2020 hingga 4
Januari 2021 di SMPN 3 Jember. Proses berpikir siswa level deduksi informal
dalam menyelesaikan permasalahan luas permukaan limas dan prisma dibagi
menjadi empat langkah yaitu memahami masalah, menyusun rencana,
melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Pada saat memahami
permasalahan, sebagian siswa mengalami peristiwa equilibrium dimana siswa telah
mampu mengidentifikasi hal yang diketahui dan yang tidak diketahui serta mampu
membuat sketsa gambar dengan benar. Saat menyusun rencana sebagian siswa telah
mengalami peristiwa equilibrium yaitu mampu menentukan alur penyelesaian
masalah yang tepat dengan menggunakan formula luas permukaan limas dan
prisma. Pada tahap ini yaitu melaksanakan rencana, sebagian siswa telah
mengalami peristiwa equilibrium dimana siswa telah mampu memformulasikan
definisi, menyelesaikan masalah dengan menekankan pada pentingnya sifat-sifat
gambar dan relasinya, serta dapat mengerjakan dan menjabarkan permasalahan
berdasarkan rencana yang telah disusun. Saat memeriksa kembali, sebagian siswa
telah mengalami peristiwa equilibrium dimana siswa mampu memeriksa kembali
hasil yang didapat dan memberikan alasan yang tepat tentang hasil
penyelesaiannya, sebagian siswa lainnya hanya mengalami peristiwa
disequilibrium saat diminta memeriksa kembali jawaban dengan menggunakan cara
penyelesaian yang berbeda dengan sebelumnya