Penggunaan Metode Local Binary Pattern dalam Mengklasifikasi Wajah Penyandang Down Syndrome dengan Variasi Jumlah Topologi Tetangga
Abstract
Down syndrome merupakan cacat lahir yang disebabkan oleh kelainan
genetik yang disebabkan oleh kromosom 21 yang berlebih. Down syndrome
terbagi menjadi beberapa variasi yang umumnya diakibatkan oleh kelainan
genetik yaitu trisomi, translokasi, dan mozaik. Faktor utama penyebab down
syndrome yaitu terjadinya “nondisjunction‖ pada embrio sehingga kromosom
21 memiliki 3 salinan, sehingga kromosom yang umumnya berjumlah 46
kromosom pada manusia normal, manusia penderita down syndrome akan
memiliki kromosom yang berjumlah 47 kromosom. Pendeteksian gejala down
syndrome dapat diamati dari ciri fisik penderita, dimana fisik penderita down
syndrome berbeda dari manusia normal, baik dari tinggi badan, ukuran
kepala, ukuran tangan yang relatif kecil, serta bentuk mulut dan hidung, yang
hanya dapat diidentifikasi secara kasat mata, sedangkan pada ibu hamil dapat
dilakukan dengan USG dan skrining.
Tujuan dari penelitian ini yaitu dengan membuat suatu sistem yang
dapat mengklasifikasi penyandang down syndrome pada bagian wajah dengan
menggunakan metode Local Binary Pattern (LBP) dengan diberikan variasi
jumlah topologi tetangga yaitu 8 ketetanggaan, 16 ketetanggaan, dan 24
ketetanggaan. Penelitian ini menggunakan metode LBP sebagai ekstraksi
tekstur pada sebuah citra, dengan variasi jumlah topologi tetangga yang
diaplikasikan pada sistem. Variasi topologi tetangga diberikan pada metode
LBP yaitu menggunakan operator matrik LBP dengan 8 ketetanggaan, 16
ketetanggaan, dan 24 ketetanggaan, sehingga dengan diaplikasikannya ketiga
variasi dapat diperoleh akurasi paling baik dalam mengklasifikasi wajah
penyandang down syndrome.Penelitian ini dengan menggunakan data kualitatif berupa data citra
frame foto wajah penyandang down syndrome dan wajah normal.
Keberhasilan sistem dalam mengklasifikasi wajah down syndrome diperoleh
hasil akurasi dari rasio jarak histogram dari wajah down syndrome. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode LBP dapat mengklasifikasi down
syndrome dengan pemberian variasi jumlah tetangga, dimana variasi jumlah
tetangga mempengaruhi hasil klasifikasi, selain itu pemberian nilai threshold
mempengaruhi dari hasil klasifikasi, dimana semakin besar variasi jumlah
tetangga dan nilai threshold yang diberikan, maka nilai akurasi yang
dihasilkan semakin besar dan hasil klasifikasi semakin baik. Nilai akurasi
tertinggi yang diperoleh pada penelitian yaitu sebesar 91,67%, dengan variasi
jumlah tetangga 24 dan nilai threshold 0,09 dan 0,1. Semakin besar nilai
threshold yang diberikan, maka hasil klasifikasi wajah down syndrome juga
semakin baik, sehingga dapat dikatakan variasi 24 ketetanggaan dengan nilai
threshold 0,09 dan 0,1 dapat mengklasifikasi wajah down syndrome dengan
baik.