Pendisiplinan Tubuh Lansia (Studi Etnografi Mengenai Kehidupan Sosial Lansia di UPT PSTW Jember)
Abstract
UPT PSTW Jember merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam
bidang sosial khususnya dalam hal penanganan lanjut usia terlantar. UPT PSTW
Jember berperan dalam memberikan pelayanan terhadap lanjut usia untuk
mendapatkan kehidupan yang sejahtera dengan pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan, dan papan bagi para lansia yang terlantar. UPT PSTW Jember merupakan
lembaga yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur,
dengan demikian UPT PSTW Jember menangani kasus lansia terlantar bukan
hanya dalam lingkup Kabupaten Jember, akan tetapi lebih secara menyeluruh
menangani lansia dari berbagai provinsi. Dengan kapasitas yang mencapai 140
orang lansia, membuat UPT PSTW Jember memiliki dinamika sosial kehidupan
yang kompleks, terlebih jika dihadapkan dengan latar belakang lansia yang
beragam. Selain berperan dalam memberikan pelayanan, UPT PSTW Jember juga
menjalankan fungsi rehabilitasi, yang mana UPT PSTW Jember merupakan
sarana bagi terbentuknya individu yang berguna baik untuk diri sendiri maupun
bagi lingkungan sekitar.
Berdasarkan hal tersebut merupakan salah satu daya tarik dari penelitian
ini, dimana pendisiplinan tubuh terjadi dalam lingkup kehidupan sosial lansia di
UPT PSTW Jember. Proses pendisiplinan tubuh yang terjadi di UPT PSTW
Jember dalam penelitian ini akan dijabarkan ke dalam empat metode yang di
kemukakan oleh Michel Foucault. Ke empat metode tersebut diantaranya adalah
seni penyebaran, kontrol aktivitas, strategi untuk menambah kegunaan waktu,
serta kekuatan yang tersusun. Empat metode tersebut merupakan salah satu
bagaian dari Teori pendisiplinan Tubuh yang dikemukakan oleh Michel Foucault.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan
metode pendisiplinan tubuh yang diterapkan dalam kehidupan sosial lansia di
UPT PSTW Jember.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode penelitian etnografi. Dalam penentuan
informan, penelitian ini menggunakan teknik purposive serta menggunakan 3
teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Disamping itu dalam melakukan analisis peneliti menggunakan teknik
pengorganisasian data menggunakan pemetaan data, serta penyajian data yang
didasarkan atas hasil penelitian. Sedangkan dalam melakukan uji validitas data
peneliti menggunakan teknik triangulasi data, yang meliputi data observasi, data
wawancara, serta dokumen-dokumen yang berkaitan.
Hasil dari penelitian pernelitian partisipatif yang dilakukan di UPTPSTW
Jember, menggambarkan bagaimana pendisiplinan tubuh dilaksanakan dalam
empat metode pendisiplinan tubuh. Metode pertama yaitu seni penyebaran,
dimana dalam metode ini menggambarkan bagaimana klien di UPT PSTW
dibedakan dalam beberapa golongan dan ditempatkan dalam wilayah atau lingkup
yang berbeda. Secara umum lingkungan UPT PSTW Jember sendiri juga telah
mengisolasi kehidupan klien dengan masyarakat luar. Metode kedua yaitu kontrol
aktivitas. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya jadwal kegiatan yang diterapkan
kepada klien dan wajib untuk diikuti. Semua kegiatan telah tertera waktu yang
secara konsisten dilakukan. Dengan adanya jadwal tersebut, maka terbentuklah
keteraturan pada diri klien. Metode ketiga yaitu mengenai strategi untuk
menambah kegunaan waktu. Dalam metode ini dapat dilihat dari kegiatan klien
disamping kegiatan wajib yang diberikan oleh pembimbing di UPT PSTW
Jember. Metode yang terakhir adalah kekuatan yang tersusun. Metode tarkhir ini
berhubungan dengan adanya kegiatan assesment yang dilakukan pada awal klien
masuk ke UPT PSTW Jember. Hal ini tentu saja dilakukan untuk mengetahui
kemampuan klien, sehingga akan mendapatkan pelayanan yang tepat.
Pembentukan tubuh klien yang disiplin tidak terlepas dari ke empat
metode tersebut. Dengan demikian akan tercipta individu yang bermanfaat bagi
diri sendiri maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Dengan memberdayakan
lansia, juga akan menghapus stigma bahwa lansia merupakan beban masyarakat
karena dianggap sudah tidak produktif lagi.