• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Engineering
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Engineering
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Pengaruh Penggunaan Campuran Biodiesel Nyamplung (Calophyllum inophyllum) dengan Etanol (B30E20) terhadap Performa Mesin Diesel

    Thumbnail
    View/Open
    Rezkha Wahyu Santoso - 181910101155.pdf (3.612Mb)
    Date
    2021-06-20
    Author
    SANTOSO, Rezkha Wahyu
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pertumbuhan ekonomi, penduduk, pengembangan wilayah dan pembangunan dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari semua sektor penggunaan energi secara nasional juga semakin besar. Sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada sumber energi fosil (Bahan Bakar Minyak/BBM) yang ketersediaannya sudah semakin menipis. Perlu adanya pengembangan bahan bakar pengganti yang bersifat terbarukan, lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat, salah satunya adalah biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang menjanjikan yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi dengan alkohol. Biodiesel bersifat biodegradable, hampir tidak mengandung sulfur, dan bahan bakar terbarukan, meskipun masih diproduksi dengan jalan yang tidak ramah lingkungan. Bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan biodiesel antara lain minyak nabati yang berasal dari biji tanaman nyamplung. Tanaman nyamplung adalah tumbuhan liar yang banyak tumbuh di Indonesia, tepatnya di sekitar pantai. Beberapa keunggulan biodiesel yang dihasilkan dari nyamplung adalah rendemen minyak nyamplung tergolong tinggi dibandingkan jenis tanaman lain (jarak pagar 40-60%, Sawit 46-54 %; dan Nyamplung 40-73 %), sebagian parameter telah memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia, minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah. Minyak biji nyamplung merupakan sumberdaya energi terbarukan yang cukup potensial sebagai bahan dasar biodiesel tanpa harus bersaing dengan kebutuhan pangan. Pembuatan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi yaitu dengan jalan mereaksikan minyak nabati dengan alkohol rantai pendek seperti metanol atau etanol menghasilkan produk samping gliserol. Biodiesel yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan standar kualitas biodiesel sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2006). Uji tersebut meliputi daya, torsi, konsumsi bahan bakar, dan emisi gas buang terhadap mesin diesel. Pengujian pembuatan biodiesel berbahan dasar nyamplung diketahui bahwa kandungan biodiesel nyamplung telah memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia untuk mutu biodiesel sebagai bahan bakar. Nilai torsi yang relatif sama pada setiap pembebanan yang diberikan untuk masing – masing variasi bahan bakar, torsi terendah yaitu 2,832 Nm yang terjadi pada bahan bakar B30E20 dengan tanpa beban dan torsi terbesar pada bahan bakar B0 dengan nilai torsi 6,789 Nm. Daya relatif yang didapat relatif sama pada pembebanan yang sama di setiap bahan bakar, nilai daya relatif terendah pada bahan bakar B30E20 yaitu 533,51 watt dan daya efektif tertinggi pada bahan bakar B0 yaitu 1278,96 Watt. Nilai SFC pada setiap bahan bakar menunjukkan kecenderungan atau tren yang sama. Tetapi terdapat perbedaan konsumsi pada setiap bahan bakar,dikarenakan oleh nilai kalor yang berbeda, nilai SFC tertinggi pada pembebanan 0 Watt yaitu sebesar 0,424 kg/kWh yang terjadi pada bahan bakar B30E20 dan nilai SFC terendah pada pembebanan 600 Watt yaitu dexlite sebesar 0,285 kg/kWh. Rendahnya nilai SFC yang dihasilkan mengindikasikan performa mesin yang lebih baik. Nilai efisiensi thermal yang yg dihasilkan pada penelitian ini cenderung memiliki tren yang sama, nilai efisiensi thermal terendah terjadi pada bahan bakar B30E20 yaitu senilai 19,75% pada beban 0 Watt, sedangkan nilai efisiensi thermal tertinggi terjadi pada bahan bakar dexlite yaitu sebesar 27,75% pada pembebanan 600 Watt. Penambahan bahan bakar minyak nyamplung dan etanol sebanyak 20% akan menghasilkan lebih sedikit emisi CO dibandingkan dengan petro solar murni. Variasi bahan bakar B0, B30, B30E20 dan dexlite yang mempunyai konsentrasi HC paling rendah adalah dexlite untuk semua pembebanan. pencampuran bahan bakar minyak nyamplung dapat mengurangi emisi CO₂.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109218
    Collections
    • UT-Faculty of Engineering [4394]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository